
DARI DIESEL LISTRIK KE NUKLIR
Setelah Perang Dunia II, kapal selam nuklir muncul, dan selama Perang Dingin memperoleh peran strategis. AS dan Uni Soviet mengembangkan propulsi nuklir, yang memungkinkan kapal selam untuk tetap terendam untuk jangka waktu yang lebih lama dibandingkan kapal selam diesel listrik. Kapal selam nuklir juga lebih besar dan jauh lebih nyaman bagi mereka yang ada di dalamnya.
“Kapal selam diesel-listrik sempit dan tidak nyaman dan kondisi tersebut diatasi sebagian besar dengan munculnya tenaga nuklir, “kata James Holmes, Profesor di Naval War College di Newport, Rhode Island.
Kapal selam ini memilik tenaga nyaris tak terbatas dan mampu berendam selama dia mau. Bahkan, kapal selam modern hanya perlu mengisi bahan bakar sekali dalam seumur hidup mereka. “Ini telah menjadi game changer besar dalam perang bawah laut.”
Selain mesin nuklir, kapal selam era Perang Dingin bisa membawa senjata nuklir, dan menjadi bagian penting dari sistem penangkal nuklir.
“Pada dasarnya Anda memberi tahu lawan bahwa menyerang nuklir duluan maka akan ada rudal nuklir datang sebagai pembalasan,”papar Holmes.
“Sangat penting untuk dicatat bahwa laut masih sangat buram. Ini benar-benar, benar-benar sulit untuk berburu kapal selam, terutama kapal selam rudal balistik, karena kapal ini tidak hanya dibangun untuk menjadi sangat tenang, mereka memancarkan sedikit suara yang sulit terdeteksi sonar. Mereka pada dasarnya pergi keluar dan menghilangkan diri di laut. ‘