Militan ISIS bersumpah untuk berjuang sampai mati di Mosul setelah komandan militer Irak mengatakan bahwa mereka akan segera menguasai kota tua tersebut.
Puluhan tentara Irak merayakan kemenangan di tengah puing-puing di tepi sungai Tigris tanpa menunggu sebuah deklarasi kemenangan resmi, beberapa menari dengan musik yang menggelegar dari sebuah truk dan menembakan senjata mesinke udara.
Reuters melaporkan pesta terlihat kurang meriah karena banyak penduduk Mosul yang mengungsi selama berbulan-bulan dan tinggal di kamp-kamp di luar kota. Mereka juga menilai kemenangan tidak akan ada artinya jika tidak bisa mengembalikan kehidupan mereka.
“Jika tidak ada pembangunan kembali dan orang tidak kembali ke rumah mereka dan mendapatkan kembali barang-barang mereka, apa arti pembebasan?” kata Mohammed Haji Ahmed, 43, seorang pedagang pakaian, mengatakan kepada Reuters di kamp Hassan Sham di sebelah timur Mosul.
Sebelumnya pada hari Sabtu, seorang juru bicara militer mengatakan garis pertahanan ISIS. “Kami melihat sekarang meter terakhir dan kemudian kemenangan terakhir akan diumumkan,” kata seorang presenter televisi pemerintah. “Ini hanya hitungan jam,” tambahnya.
Namun kantor berita Amaq melaporkan pertempuran sengit di sekitar distrik sungai Maydan dan mengatakan pejuangnya memegang posisi mereka. “Para pejuang ISIS secara kolektif berjanji (untuk melawan) sampai mati di Maydan,” tulis Amaq Sabtu 8 Juli 2017.
Ledakan artileri dan tembakan senjata api masih bisa terdengar saat Sabtu siang dan sebuah kolom asap mengepul di tepi sungai Kota Tua.
Sebuah koalisi internasional yang dipimpin Amerika memberikan dukungan udara dan darat selama delapan bulan pertempuran untuk merebut kembali Mosul, yang merupakan kota terbesar yang direbut ISIS pada tahun 2014.
Televisi pemerintah melaporkan puluhan gerilyawan ISIS tewas pada hari Sabtu dan beberapa lainnya mencoba melarikan diri dengan berenang melintasi Tigris. Sebagian besar yang membuat pertahanan terakhir adalah petempur asing.
Para komandan Irak mengatakan bahwa militan berjuang untuk setiap meter dengan ancaman penembak jitu, granat dan pembom bunuh diri, memaksa pasukan keamanan untuk bertempur dari rumah ke rumah di labirin padat gang sempit.
“Pertarungan tersebut telah mencapai tahap mengejar pemberontak di blok yang tersisa,” tulis kantor media militer Irak . “Beberapa anggota ISIS telah menyerah,” tambahnya.
Kotak sampah dan amunisi bertebaran dan satu-satunya warga sipil yang terlihat adalah sekelompok sekitar 15 wanita, anak-anak dan orang tua, beberapa di antaranya terluka, berlindung di sebuah pompa bensin yang rusak. Pasukan keamanan petugas medis memberi mereka pertolongan pertama.
Perang kota telah mengungsikan 900.000 orang, sekitar setengah dari populasi pra-perang kota tersebut, dan membunuh ribuan orang.
Perdana Menteri Haider al-Abadi mendeklarasikan akhir “negara palsu ” ISIS seminggu yang lalu, setelah pasukan keamanan merebut Masjid al-Nuri Mosul yang sudah diledakkan oleh ISIS.
Dipukul mundur dari Mosul, kekuasaan ISIS di Irak akan berada di daerah pedesaan, gurun barat dan selatan kota tempat puluhan ribu orang tinggal. Militan diperkirakan akan terus menyerang target yang dipilih di Irak.
Perserikatan Bangsa-Bangsa memprediksikan akan menghabiskan biaya lebih dari US$ 1 miliar untuk memperbaiki infrastruktur dasar di Mosul. Di beberapa daerah yang terkena dampak paling parah, hampir tidak ada bangunan lolos dari kerusakan.