Dalam Perang Enam Hari antara Israel dan Palestina, pesawat tempur Israel secara brutal menyerang kapal AS USS Liberty di perairan internasional di lepas pantai Jalur Gaza, pada 8 Juli 1967.
Kenapa peristiwa 50 tahun lalu itu bisa terjadi dan kenapa Amerika seperti membiarkan serangan itu, semua masih penuh tanda tanya.
Liberty diparkir di lepas pantai Mesir guna mengumpulkan sinyal komunikasi di perairan internasional. Meskipun awalnya ada beberapa kekhawatiran karena kapal terlalu dekat ke pantai, atau dianggap sebagai kapal musuh, kekhawatiran itu segera lenyap ketika pesawat Israel terbang untuk melakukan inspeksi visual pada sekitar pukul 6:00 pagi waktu setempat ketika kabut masih menutupi permukaan Mediterania.
Pelaut Amerika mengatakan pesawat Israel terbang begitu dekat dengan Liberty yang bahkan karena dekatnya mengguncang badan kapal. Sementara awak kapal kapal melambaikan tangan yang dibalas dengan lambaian oleh pilot Israel.
Liberty kemudian menjalankan misinya tanpa diganggu hingga pada pukul 1:40 tanpa diketahui oleh awak Liberty, sebuah kapal torpedo Israel melaporkan Liberty sebagai sebuah kapal yang tidak dikenal.
Sektiar 20 menit kemudian sepasang jet tempur Mirage II terbang di atas Liberty dan membuat dua inspeksi visual dari ketinggian 3.000 kaki. Pilot Mirage melalui radio mengatakan bahwa kapal tampak seperti kapal non-Israel hingga kemudian diperintahkan untuk menyerang.
Komando Liberty tahu bahwa pesawat itu milik Israel sehingga awak kapal berada pada “stand down” non-defensif, tanpa helm atau pelampung digunakan awak. Tetapi Mirage kemudian menghantam Liberty dengan meriam, roket, dan bom yang mereka miliki selama tiga serangan terpisah.
Ketika amunisi mereka habis mereka mereka digantikan oleh dua Dassault Mysteres yang menggunakan bom napalm yang merobek Liberty yang kemudian berubah dengan kobaran api besar membakar kapal.
USS Liberty mencoba meminta bantuan melalui radio, namun pesawat Israel memblokir transmisi.
Akhirnya, kapal tersebut dapat melakukan kontak dengan kapal induk Saratoga. Saratoga kemudian mengirim 12 jet tempur dan empat kapal tanker untuk membantu USS Liberty.
Namun Menteri Pertahanan Amerika saat itu, Robert McNamara memerintahkan armada jet dan kapal tanker itu untuk kembali ke kapal induk Saratoga, tanpa alasan yang jelas. Mereka tidak pernah membantu USS Liberty.
Serangan Israel ke USS Liberty menewaskan 34 dan melukai 171 dari 294 awak kapal. Di bawah komando kaptennya yang terluka, William L. McGonagle, USS Liberty berhasil menghalau empat roket yang menyasarnya.
Dilansir dari History, pesawat tempur Israel juga melakukan pelanggaran hukum internasional karena menembaki empat sekoci yang dilepas kapal tersebut. Karena gagal menenggelamkan USS Liberty, pesawat Israel akhirnya berhenti melakukan serangan.
Israel kemudian meminta maaf atas serangan tersebut dan menawarkan ganti rugi sebesar US$6,9 juta. Israel mengatakan, mereka telah salah mengira USS Liberty dengan kapal perang Mesir.
Korban selamat dari USS Liberty dan beberapa mantan pejabat AS percaya serangan tersebut dilakukan secara sengaja. Serangan dilakukan untuk menutupi kegagalan Israel dalam menguasai Dataran Tinggi Golan di Suriah