Kian Rumit, Bergabung dengan Turki, Pemberontak Suriah Bersiap Gempur Kurdi
M60 Turki

Kian Rumit, Bergabung dengan Turki, Pemberontak Suriah Bersiap Gempur Kurdi

Pemberontak Suriah mengatakan pada  Jumat 7 Juli 2017 bahwa mereka bersiap untuk bergabung dengan militer Turki dalam sebuah serangan baru yang besar terhadap pasukan Kurdi di Suriah barat laut.

Situasi ini jelas akan meningkatkan prospek front yang lain dalam konflik yang semakin kompleks. Pertama karena  kedua kelompok tersebut sebelumnya berada di barisan yang sama dalam memerangi ISIS. Kedua, Kurdi didukung oleh Amerika sehingga akan meningkatkan ketegangan dengan Wasington dan Ankara.

Pemberontak, sebagaimana dilaporkan Reuterss, mengatakan tujuan pertempuran tersebut adalah untuk mendapatkan kembali sederetan desa Arab di Suriah dekat perbatasan Turki yang direbut tahun lalu oleh pejuang milisi yang dipimpin Kurdi.

“Ada operasi ekstensif bersama yang sedang kita siapkan dengan tentara Turki untuk mengusir milisi separatis ekstremis ini (Kurdi YPG) dari tanah kami,” kata Mustafa Sejari, seorang pejabat senior di kelompok pemberontak Barat dan yang didukung Turki,  Liwa al-Mutasem.

Turki berusaha untuk menahan kelompok YPG Kurdi di Suriah, melihat kekuatan tersebut sebagai perpanjangan dari separatis Kurdi yang berjuang di dalam perbatasannya.

Pemberontak Suriah juga mengatakan, Turki telah mengirimkan tank, artileri dan tentara ke kota Suriah Azaz, kota terakhir sebelum perbatasan dengan Turki. Ini menandai penyebaran terbesar pasukan Turki ke Suriah sejak Ankara melancarkan serangan besar ke Suriah utara tahun lalu.

Kepala milisi YPG Kurdi Suriah mengatakan kepada Reuters pada hari Rabu bahwa penyebaran militer Turki di dekat daerah yang dikuasai Kurdi di Suriah barat laut adalah “deklarasi perang” yang dapat memicu bentrokan dalam beberapa hari.

Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan pada hari Rabu bahwa Turki siap untuk melakukan operasi darat melawan pasukan Kurdi di Suriah utara bersamaan dengan pasukan pemberontak yang mendukungnya jika diperlukan. Tidak ada komentar lebih lanjut dari Ankara, atau dari Washington, pada hari Jumat.

Pertempuran baru ini kemungkinan akan membawa Turki pada ketegangan dengan Amerika dan NATO. Amerika Serikat selama ini dikenal mendukung YPG termasuk mengirim senjata. Mereka dianggap sebagai ujung tombak serangan terhadap posisi ISIS di Raqqa.

Sejari mengatakan bahwa pasukan pemberontak telah mengadakan pembicaraan dengan YPG di hadapan komandan militer Amerika  untuk mencoba dan menghindari konfrontasi di desa-desa, namun perundingan tersebut telah gagal.

“Kami telah kehabisan semua solusi damai dan kami mencari hasil yang damai. Mereka (YPG) meninggalkan kami tanpa pilihan kecuali militer,” kata Sejari.

Pejabat pemberontak yang lain  mengkonfirmasi kegagalan perundingan yang dimediasi A.S., mengatakan: “Ada desa-desa yang tidak dapat dipertahankan YPG, ini adalah wilayah yang diduduki.”

Juru bicara YPG mengatakan bahwa dia tidak memiliki komentar tentang  perundingan yang dilakukan oleh Amerika dan mempertanyakan mengapa YPG harus menyerahkan wilayah tersebut.