Peluncuran rudal terbaru oleh Korea Utara yang dilakukan Selasa 4 Juli 2017 langsung mendapat respons dari military Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Angkatan Darat Amerika dan militer Korea Selatan langsung meluncurkan kekuatan mereka ke perairan teritorial Korea Selatan di sepanjang garis pantai timur negara itu dengan dalih melakukan latihan. Komando Pasifik Amerika dalam sebuah pernyataan peluncuran kekuatan tersebut secara langsung menanggapi apa yang dia sebut sebagai tindakan mendestabilisasi dan melanggar hukum oleh Korea Utara.
“Angkatan Darat menggunakan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat dan Korea Selatan menggunakan rudal Hyunmoo II, yang dapat digunakan dengan cepat memberikan kemampuan presisi yang tajam,” kata Komando Pasifik sebagaimana dilansir The Washington Post Rabu 5 Juli 2017.
Dia mengatakan aliansi militer Korea Selatan-Amerika Serikat tetap berkomitmen terhadap perdamaian dan kemakmuran di Semenanjung Korea dan di seluruh Asia Pasifik. “Komitmen Amerika untuk membela [Republik Korea] dalam menghadapi ancaman sangat ketat.”
Pada hari Selasa, Korea Utara meluncurkan rudal yang terbang lebih tinggi dan berada di udara lebih lama dari sebelumnya. Sejumlah ahli memperkirakan rudal itu bisa mencapai wilayah Alaska Amerika. Hal ini menjadi sebuah tonggak sejarah untuk program senjata Korea Utara.
Tanggapan dari aliansi militer Amerika dan Korea Selatan diputuskan pada Selasa malam waktu Washington untuk mencapai sebuah demonstrasi kekuatan, meskipun tidak jelas bagaimana pemerintah Korea Utara akan melihatnya.
Dana White, juru bicara Pentagon, mengkonfirmasi dalam sebuah pernyataan pada Selasa malam bahwa rudal yang digunakan Korea Utara adalah rudal balistik antar benua dan menggambarkannya sebagai “peluncuran eskalator”.
“Peluncuran terus menunjukkan bahwa Korea Utara merupakan ancaman bagi Amerika Serikat dan sekutunya,” kata White. “Bersama dengan Republik Korea, kami melakukan latihan gabungan untuk menunjukkan kemampuan presisi kita.”
White mengatakan bahwa Amerika Serikat tetap siap untuk membela diri dan sekutunya dan menggunakan “kemampuan penuh yang ada untuk melawan ancaman yang terus meningkat dari Korea Utara.”