Diancam Amerika,  Korea Utara Luncurkan Rudal Lagi
Rudal Korea Utara

Diancam Amerika,  Korea Utara Luncurkan Rudal Lagi

Hanya beberapa hari setelah Amerika dan Jepang menyatakan akan meningkatkan tekanan ke Korea Utara, Kim Jong un menanggapinya dengan meluncurkan rudal balistik dari wilayah barat ke lepas pantai timur pada Selasa 4 Juli 2017 atau menjelang temu puncak pemimpin negara anggota G20 di Jerman pada akhir pekan ini.

Pemerintah Jepang mengatakan rudal meluncur 40 menit dan kemungkinan jatuh di Zona Ekonomi Eksklusif Jepang. Jepang memrotes keras pelanggaran terhadap resolusi PBB itu.

Rudal  tersebut diluncurkan sekitar pukul 00.40 dari lapangan terbang di Panghyon, sekitar 100 km barat laut ibukota Korea Utara, Pyongyang, kata militer Korea Selatan.

Peluncuran itu adalah yang terbaru sejak Pyongyang menembakkan beberapa peluru kendali jelajah pada awal Juni dan menjelang pertemuan pemimpin Amerika Serikat, China, Jepang dan Korea Selatan, yang diperkirakan membahas upaya mengendalikan uji nuklir dan peluru kendali Korea Utara pada temu puncak G20 Pada 7-8 Juli.

Pyongyang telah berupaya untuk mengembangkan rudal bertipe nuklir yang mampu ditembakan hingga Amerika Serikat.

Pada awal pekan ini, Korea Utara menjadi topik utama dalam panggilan telepon antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan para pemimpin China dan Jepang. Para pemimpin kedua negara Asia tersebut menegaskan kembali komitmen mereka pada pelucutan nuklir di Semenanjung Korea.

Peluncuran peluru kendali pada Selasa itu juga berlangsung menjelang perayaan Hari Kemerdekaan Amerika Serikat, 4 Juli. Sebelumnya, Korea Utara juga telah menembakkan rudal pada sekitar masa liburan AS ini.

Kantor Kepresidenan Korea Selatan mengatakan Presiden Moon Jae-in mengadakan pertemuan dengan dewan keamanan nasional pada pukul 02.30 waktu setempat setelah diberitahu tentang peluncuran peluru kendali Korea Utara tersebut.

Pada pekan lalu setelah pertemuan puncak pertamanya dengan Moon, Trump meminta tanggapan pasti terhadap Korea Utara, yang menekankan kepentingan persekutuan kedua negara tersebut.

Baca juga:

Ahli Rusia: Rudal Korea Utara Mengesankan, Tapi…