Saat ini sekitar 100 kapal Rusia  sedang dalam misi di berbagai titik di samudera dunia. Begitu besar kekuatan yang dikirim, lantas apa misi utama yang diemban?

“Hari ini, sekitar 100 kapal perang dan kapal pendukung Angkatan Laut Rusia menunjukkan bendera St. Andrew di Samudera Dunia atas nama stabilitas dan kedamaian,” kata Panglima Angkatan Laut Rusia Laksamana Vladimir Korolev dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh jurnal International Maritime Defense dan dilansir Sputnik Senin 3 Juli 2017.

Dari penyataan Korolev jelas bahwa pengiriman kapal ke berbagai penjuru dunia ini sebagai upaya untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kekuatan Rusia masih ada dan masih layak untuk diperhitungkan.

Korolev juga menekankan bahwa pembuatan kapal Rusia didasarkan pada teknologi maju dan tren pembuatan kapal global.

“Kita harus bekerja di depan tren pembuatan kapal di dunia agar Angkatan Laut kita dapat menanggapi ancaman di Samudera Dunia, kita harus melangkah maju beberapa langkah dan melihat masa depan yang jauh. Kita menerapkan program pembuatan kapal sampai tahun 2050 dan semua ini diperhitungkan, “kata Korolev.

Menurutnya, dalam 5-10 tahun ke depan kapal-kapal Rusia akan memiliki kemampuan lebih maju, termasuk manuver yang lebih baik serta sistem persenjataan yang lebih canggih.

Pada tanggal 24 Juni, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa dua kapal perang Angkatan Laut Rusia dan sebuah kapal selam menembakkan enam rudal jelajah Kalibr dari bagian timur Laut Mediterania pada target ISIS di Suriah.

Sebelum serangan baru-baru ini, kapal selam Rusia Admiral Essen dan kapal selam Krasnodar meluncurkan empat rudal jelajah Kalibr dari Laut Mediterania timur dan menargetkan ISIS di daerah Palmyra pada 31 Mei. Rudal jelajah Kalibr telah digunakan oleh militer Rusia untuk melawan Daesh di Suriah sejak tahun 2015.

Baca juga:

25 Tahun Runtuh, Apa yang Dilakukan Angkatan Laut Rusia untuk Bangkit?