Qatar menyatakan tidak akan memenuhi deadline tuntutan negara-negara Arab yang akan jatuh pada Senin 3 Juli 2017. Negara kecil tetapi super kaya ini menegaskan tidak takut jika penolakan tersebut berisiko pada tindakan militer.
Empat negara Arab menetapkan 3 Juli sebagai batas akhir bagi Qatar untuk memenuhi sejumlah tuntutan mereka sebagai syarat pengucilan terhadap negara teresbut diakhiri.
Dalam sebuah kunjungan ke Roma Sabtu 1 Juli 2017, Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani kembali menolak tuntutan tersebut danm menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan Qatar.
Dia mengatakan bahwa setiap negara bebas untuk mengemukakan keluhan dengan Qatar, jika mereka memiliki bukti, namun mengatakan bahwa konflik semacam itu harus dilakukan melalui negosiasi, bukan dengan memaksakan ultimatum.
“Kami percaya bahwa dunia diatur oleh undang-undang internasional, yang tidak memungkinkan negara-negara besar menggertak negara-negara kecil,” katanya dalam sebuah konferensi pers di Italia sebagaimana dilaporkan The Guardian. “Tidak ada yang punya hak untuk mengajukan ultimatum kepada sebuah negara berdaulat.”
Arab Saudi, Mesir, Bahrain dan Uni Emirat Arab memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar Juni lalu dan menutup jalur darat, laut dan udara. Mereka mengeluarkan 13 butir daftar tuntutan, termasuk membatasi hubungan diplomatik dengan Iran, memutuskan hubungan dengan Ikhwanul Muslimin dan menutup jaringan berita Al-Jazeera. Mereka menuduh Qatar mendukung kelompok teror regional, tuduhan yang dibantah Qatar.
Al Thani menolak tuntutan tersebut dan mengatakan bahwa mereka tidak pernah takut dengan risiko yang dihadapi.
“Tidak ada ketakutan dari tindakan apapun yang akan diambil. Qatar siap menghadapi konsekuensi apapun, “katanya.
“Tetapi seperti yang telah saya sebutkan ada hukum internasional yang tidak boleh dilanggar dan ada batas yang tidak boleh dilalui.”
Saat di Roma, Al Thani bertemu dengan menteri luar negeri Italia Angelino Alfano, yang mendukung upaya mediasi yang dipimpin Kuwait dan mendesak negara-negara yang terlibat dalam kebuntuan untuk “menjauhkan diri dari tindakan lebih lanjut yang dapat memperburuk situasi”.
Dia menambahkan bahwa dia berharap perusahaan Italia dapat terus mengkonsolidasikan kehadiran mereka di Qatar.
Baca juga: