Presiden Rusia Vladimir Putin mencoba ikut mendamaikan negara-negara Arab yang terlibat krisis dengan mengucilkan Qatar. Putin mengadakan pembahasan dengan para pemimpin Qatar dan Bahrain melalui telepon, dan menekankan perlunya diplomasi untuk mengkahiri perselisihan yang ada.
Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab dan Bahrain memutuskan hubungan dengan Qatar bulan lalu, menuduhnya mendukung terorisme dan membuka keretakan dalam beberapa tahun di antara beberapa negara paling kuat di dunia Arab.
Moskow berusaha mengambil sikap hati-hati dalam pertikaian itu sejak ingin memiliki hubungan baik baik dengan Qatar maupun Arab Saudi.
Rusia mendukung Presiden Bashar al-Assad dalam konflik Suriah yang telah berlangsung enam tahun dan dekat dengan Iran, yang hubungannya dengan Saudi putus.
Rusia menjual saham di perusahaan minyak negara Rosneft ke Qatar tahun lalu dan telah mengkoordinasikan pemotongan keluaran minyak dengan pihak Saudi sebagai bagian dari perjanajian global untuk mengangkat harga minyak.
Kremlin mengatakan kontak telepon dilakukan Putin pada Sabtu 1 Juli 2017 dalam dua pernyataan terpisah di lamannya pada Sabtu. Namun tidak disebutkan kapan pembicaraan tersebut berlangsung.
Kremlin mengklarifikasi bahwa pembicaraan-pembicaraan terjadi atas inisiatif Qatar dan Bahrain.
“Vladimir Putin menekankan pentingnya usaha-usaha diplomasi-politik yang bertujuan untuk mengatasi perbedaan-perbedaan pandangan dan normalisasi situasi sulit itu yang muncul,” demikian pernyataan tersebut mengenai pembicaran-pembicaraan antara Putin dan Emir Qatar Syeh Tamim bin Hamad al-Thani.
Para pemimpin Rusia dan Qatar juga membahas kerja sama antara negara-negara mereka dalam bidang energi dan investasi.
Putin mengatakan kepada Raja Bahrain Hamad bin Isa al-Khalifa bahwa hendaknya ada dialog langsung antara semua pihak yang bertikai dengan Qatar. Kremlin mengatakan bulan lalu bahwa adalah kepentingan Rusia bahwa situasi di Teluk stabil dan damai.
Baca juga:
Pemimpin Paling Aneh Versi World Guinnes Record, Siapa Saja?