Untuk kedua kalinya sejak Presiden Trump menjabat, Pentagon mengirim kapal perang mereka . untuk berlayar di dekat pulau yang disengketakan di Laut China Selatan.
Dua perwira pertahanan Amerika Serikat mengatakan kepada Fox News Minggu 2 Juli 2017 USS Stethem, destroyer rudal yang berbasis di Jepang, berlayar dalam jarak 12 mil laut dari Pulau Triton, yang merupakan bagian dari Kepulauan Paracel yang terletak di Laut China Selatan antara China dan Vietnam. Perusak itu dikuntit sebuah kapal perang China selama pelayarannya pada hari Minggu.
Seorang pejabat pertahanan mengatakan operasi tersebut tidak hanya menantang China tetapi juga klaim Vietnam dan Taiwan atas Pulau Triton.
Jarak 12 mil adalah batas teritorial yang membentang di luar tepian semua negara, berlayar di dalam jarak itu mengirim sebuah sinyal bahwa Amerika Serikat tidak mengakui klaim tersebut.
Langkah tersebut dilakukan karena pemerintahan Trump tampaknya kehilangan kesabaran dengan Beijing karena terus membangun militernya di Laut China Selatan. Amerika telah frustrasi dengan kegagalan Beijing untuk menekan program nuklir dan rudal Korea Utara.
Pulau Triton bukanlah satu dari tujuh pulau buatan China di kawasan ini. Pulau telah dibangun dalam beberapa tahun terakhir. Angkatan Laut Amerika terakhir mengirimkan sebuah kapal perang di lepas pantai Pulau Triton pada bulan Oktober. Pemerintahan Obama melakukan operasi serupa.
Lt. Cmdr. Matt Knight, juru bicara Armada Pasifik Amerika tidak mengkonfirmasi operasi tersebut namun mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Fox News, “Kami melakukan FONOP rutin dan reguler, seperti yang telah kami lakukan di masa lalu dan akan terus berlanjut di masa depan.”
Pada akhir Mei, kapal perusak rudal lainnya, USS Dewey, berlayar sekitar enam mil dari salah satu pulau buatan China di Laut China Selatan. Ini menjadi yang pertama bagi Pentagon sejak Trump menjabat.
Kapal perang Amerika melakukan latihan “man-overboard” di lepas pantai Mischief Reef mengirimkan sebuah sinyal ke Beijing bahwa Amerika Serikat tidak akan mengakui klaimnya terhadap terumbu karang yang dibangun China.
“Pulau-pulau palsu tidak boleh dipercaya oleh orang-orang sungguhan,” kata kepala Komando Pasifik AS, Admiral Harry Harris, dalam sebuah pidato di Brisbane, di mana Amerika Serikat berpartisipasi dalam latihan militer bersama terbesar bersama Australia.
“China menggunakan kekuatan militer dan ekonominya untuk mengikis tatanan internasional,” tambah Harris.
Citra satelit terbaru yang diterbitkan oleh Asia Maritime Transparency Initiative (AMTI) menunjukkan fasilitas militer baru termasuk sistem radar dipasang di Mischief, Fiery Cross dan Subi Reefs di Spratly. Pulau yang terletak di sebelah selatan Kepulauan Parcel di Laut China Selatan.
Baca juga:
Kapal Amerika Makin Lama Menghabiskan Waktu di Laut China Selatan