Apa Iya Perang Bisa Diselesaikan dari Ketinggian 4.500 Meter?

Apa Iya Perang Bisa Diselesaikan dari Ketinggian 4.500 Meter?

Pemboman koalisi ke posisi ISIS di Kobani
Pemboman koalisi ke posisi ISIS di Kobani

Tetapi pemboman masih menjadi sesuatu yang benar-benar mengerikan karena korban sipil sangat sulit dihindarkan. Lima tahun sebelum Nazi meluncurkan serangan bom mengerikan  di kota Spanyol dari Guernica pada tahun 1937, Stanley Baldwin membuat pidato untuk Commons di mana ia memberi peringatan dingin:

“Saya pikir adalah baik untuk orang di jalan  menyadari bahwa tidak ada kekuatan di bumi yang dapat melindungi dia dari pemboman. Apapun orang mengatakan kepadanya, pembom akan selalu mendapatkan jalan. Satu-satunya pertahanan, Anda harus membunuh lebih banyak perempuan dan anak-anak lebih cepat daripada musuh jika Anda ingin menyelamatkan diri. ”

Winston Churchill, yang sendiri awal antusiasme untuk terbang sebelum Perang Dunia Pertama, memiliki firasat sama tentang potensi kehancuran yang ditimbulkan oleh pemboman udara secara massal.

Sulit untuk membayangkan pemboman penduduk sipil tak berdaya di skala mengerikan ini bisa menjadi mungkin hari ini, terutama mengingat desakan, di Barat setidaknya, bahwa setiap operasi pemboman pertama harus mengurus yang luar biasa untuk menghindari korban sipil – atau kerusakan jaminan, untuk menggunakan istilah militer.

Munculnya drone, pesawat tak berawak yang “dikemudikan” dari terminal komputer yang terletak ribuan mil jauhnya juga tidak lepas dari korban sipil. Di Afghanistan, misalnya, warga sipil telah secara teratur tewas dalam serangan udara yang ditujukan militan.

Tapi pertanyaan yang lebih mendalam, apakah perang yang bisa dimenangkan oleh kekuatan udara saja masih tetap belum terselesaikan, seperti kampanye militer saat ini terhadap ISIS  di Irak dan Suriah telah membuktikan.

Serangan udara yang dilakukan koalisi pimpinan Amerika Serikat yang berjumlah tidak kurang dari 60 negara terbukti tidak mampu melenyapkan ISIS. Kekuatan kelompok ini seperti tidak ada habis-habisan dan terus menyebar ke berbagai dunia.

Sementara Suriah akhinya bisa merebut Aleppo tetap mengandalkan pertarungan darat jarak dekat yang berdarah-darah. Serangan udara oleh Rusia tetap penting, tetapi sebagai pendukung dari serangan darat yang menjadi kekuatan utama.

Pasukan Irak juga tetap mengandalkan pertempuran darat untuk merebut Mosul yang didukung serangan udara Amerika Serikat dan koalisinya.

Fakta yang tidak bisa dilupakan, secanggih apapun senjata yang digunakan, salah sasaran telah menjadi berita yang kerap muncul. Dari rumah sakit, sekolah, dan fasilitas umum lainnya telah menjadi target serangan salah yang mengakibatkan begitu banyak korban.

Hal ini membuktikan perang sangat sulit untuk diselesaikan ari ketinggian 15,000 kaki atau 4.500 meter di atas zona perang.

Sumber: Telegraph