2.Pasukan Katak Soviet di Nikaragua
Angkatan Laut juga memiliki pasukan GRU dalam satuan khusus pasukan katak yang bertugas sebagai pengintai sekaligus pasukan operasi sabotase, dengan tingkat kemampuan tempur dan ketangkasan militer yang tinggi.
Divisi ini muncul setelah berakhirnya Perang Patriotik Raya Rusia melawan Nazi. Pada waktu itu, negara-negara NATO sudah lebih dulu memiliki divisi serupa. Setelah terbentuk, pasukan khusus perairan tersebut langsung ditugaskan untuk menjalankan operasi rahasia.
Sepanjang 1967-1991, pasukan ini telah menjalankan operasi di berbagai tempat: Angola, Etiopia, Vietnam, Korea, Mesir, Kuba, dan Nikaragua. Pasukan khusus perairan ini hanya dipersenjatai oleh pisau tentara dan senapan mesin dengan peluru berupa jarum untuk serangan di bawah air, yang mampu membunuh musuh dari jarak 10-15 meter.
Namun, sebagian besar anggota pasukan hanya menjalankan operasi militer “biasa”, yang membuat mereka tak perlu menggunakan senjata mereka.
Mantan komandan pasukan katak yang merupakan kapten nomor wahid pasukan cadangan Yuriy Plyachenko bercerita pada sejarawan Rusia Aleksander Kolpakidi, “Pada 1984, kami tak perlu masuk ke perairan menuju Nikaragua. Tim ahli kami hanya melakukan pekerjaan analisis semata. Saat itu, kami diminta rekomendasi mengenai apakah mungkin melakukan perjalanan dengan kapal di wilayah tersebut, sebab serangan ranjau laut musuh cukup menggegerkan dunia, membuat sekutu kami terdesak dan berada dalam blokade musuh.”
“Kami segera paham situasinya: ranjau milik musuh dibuat dan disebarkan menggunakan kapal jenis Piranha, yang sama dengan kapal alas datar kami. Kami memberi ide pasukan Nikaragua untuk mengatasi jebakan tersebut dan bagaimana memodifikasi kapal penyapu ranjau untuk melakukannya. Setelah kami pergi, tak ada lagi kapal yang meledak akibat ranjau,” kenang Plyachenko.