Rudal V1 dan V2 Nazi Hebat , Tetapi Kenapa Tidak Efektif?
POCISK V-1 W LOCIE. ADM

Rudal V1 dan V2 Nazi Hebat , Tetapi Kenapa Tidak Efektif?

Rudal V1

v1Kita akan membahas soal rudal V1 terlebih dahulu. Rudal ini memiliki perbedaan dengan rudal jelajah di seluruh dunia. Senjata in melakukan penerbangan pertama pada tahun 1942 dan digunakan melawan Inggris dalam jumlah besar hingga 1944. Senjata ini memiliki jangkauan 250 km dengan mengusung hulu ledak 850 kg, dan terbang pada kecepatan 640 km / jam.

A German crew rolls out a V1
A German crew rolls out a V1

Kemampuan ini karena dorongan sebuah mesin jet yang membuat suara khas hingga kemudian dia dijuluki dengan ‘Buzz Bomb’. V1 menggunakan bimbingan autopilot sederhana yang menggunakan sistem bimbingan gyroscopic. Sejumlah V1 ditembakkan setiap hari menuju Inggris dan serangan baru berhenti ketika akhirnya Sekutu berhasil menghancurkan situs peluncuran.

V1 dilepas dari bomber He-111
V1 dilepas dari bomber He-111

Nazi membangun hampir 10.000 senjata destruktif ini. Tetapi kenyataannya adalah, hanya 25% dari rudal tersebut berhasil mencapai target mereka. Kombinasi yang efektif dari senjata anti pesawat, balon serangan dan pesawat tempur bekerja dalam koordinasi untuk menembak jatuh mereka.

V1 diluncurkan dari ketapel uap dan juga menjadi sistem peluncuran rudal pertama kala itu yang kemudian menjadi dasar peluncuran rudal jelajah dari udara. Bomber He-111 ditunjuk sebagai platform peluncuran untuk peluncuran rudal V1S dari udara.

 

V1 jatuh menuju target
V1 jatuh menuju target

Inggris memang menghadapi masalah besar ketika V1 mulai ditembakkan. Mereka berpikir akan mudah untuk mencegat rudal ini setelah mereka memasuki wilayah udara Inggris karena mereka menggunakan kombinasi pesawat tempur dan senjata anti-pesawat untuk menembak jatuh rudal ini. Tetapi menjadi masalah besar karena V1 terbang pada ketinggian 600-900m yang berarti diluar jangkauan efektif dari senjata anti-pesawat ringan dan hanya di bawah kisaran optimum minimal senjata anti-pesawat berat.

Spitfire kontak fisik dengan V1 untuk mengubah arah
Spitfire kontak fisik dengan V1 untuk mengubah arah

Inggris membalas masalah ini dengan teknologi elektronik baru. Amunisi anti-pesawat dilengkapi dengan proximity fuse dan kontrol penembakan diarahkan dengan radar. Sebuah proximity fuse merupakan pemancar kecil yang dipasang di ujung shell yang bisa merasakan sebuah benda didekatnya dan setelah itu meledak. Sementara radar kontrol penembakan membantu untuk mengarahkan amunisi ini secara efektif ke V1S hingga Inggris mampu secara cepat meningkatkan jumlah V1 yang bisa mereka jatuh. Radar sekali lagi menyelamatkan Inggris.

Ada metode yang menarik ini lain yang digunakan Inggris, untuk mencegat V1. Tetapi itu adalah cara yang berbahaya dan berani dengan melakukan kontak fisik di udara.

Pesawat Spitfires RAF akan terbang bersama rudal dan sejajar dengan sayap V1. Setelah itu pilot akan manuver ujung sayap pesawat tempur di bawah ujung sayap V1 dan membuat gerakan putaran kecil dengan pesawatnya sehingga V1 kehilangan jalur saat menuju ke ke pedesaan.

V1 memiliki lembaran kulit baja sehingga pesawat tempur harus menggunakan meriam untuk menembak jatuh rudal tersebut tetapi jika tembakan berhasil meledakkan hulu ledak V1, maka ledakan juga akan menghancurkan pesawat jika itu di dekat, dan hampir selalu setiap pesawat tempur yang cukup dekat ketika rudal itu diledakkan akan mengalami masalah.

Maka metode yang paling baik adalah menggeser arah rudal menuju area kosong meski tentu saja risikonya juga sangat tinggi.

Garis produksi V1
Garis produksi V1

 

Next: Rudal V2