Gambar satelit yang diambil pada bulan Mei menunjukkan bahwa pesawat pemburu kapal selam terbaru China telah dikirim ke provinsi selatan Hainan di Laut Cina Selatan.
Foto satelit komersial yang diambil pada tanggal 10 dan 20 Mei oleh DigitalGlobe menunjukkan empat pesawat Shaanxi Y-8Q. Menurut Defense News, pesawat-pesawat itu difoto saat mendarat di Pangkalan Udara Lingshui, yang berada di bagian tenggara provinsi pulau itu.
Beberapa fitur dari Y-8Q sebanding dengan Orion P-3C dan P-8 Poseidon Amerika. Pesawat ini mampu membawa torpedo dan dilengkapi dengan kamera inframerah untuk mendeteksi gelombang panas dan kapal air kecil, pesawat tak berawak dan periskop kapal selam.
Ini paling mudah dikenali adalah dari “stinger” sepanjang 8 yard, yang disebut Magnetic Anomaly Detector, yang menonjol dari ekornya. Bagian ini untuk mendeteksi akustik magnetik dari lambung logam kapal selam yang tenggelam saat melewati mereka.
China baru saja mulai memperkuat kemampuan anti-kapal selamnya, yang akan menambah kekuatan klaimnya atas sebagian besar Laut China Selata.
Perusahaan analisis pertahanan Stratfor melaporkan pada tahun 2015 bahwa dibutuhkan satu dekade lagi bagi China untuk memproduksi pesawat anti-kapal selam dan kapal permukaan terkait yang diperlukan “untuk secara serius bersaing dengan ancaman operasi kapal selam Amerika di laut China Timur dan Selatan.”
Ini adalah pertama kalinya Y-8Q terlihat di Hainan, di mana model Y-8J dan Y-8X yang lebih tua telah diluncurkan secara rutin.
China memiliki tiga pangkalan angkatan udara di provinsi Hainan, bersama dengan Yulin Naval Base, yang menampung kapal selam nuklir.
Foto satelit tersebut juga mengungkapkan tiga pesawat tak berawak jarak jauh Harbin BZK-005. Model pesawat tak berawak itu terlihat di pangkalan udara China di Woody Island, yang merupakan bagian dari rantai Paracel di selatan Hainan. China, Vietnam dan Taiwan memperebutkan kedaulatan atas bagian Paracels.
Sebuah pesawat pengintai Angkatan Laut Amerika EP-3E ARIES II terpaksa mendarat di Pangkalan Udara Lingshui pada bulan April 2001 setelah sebuah jet tempur China menabraknya. Sebanyak 24 anggota awak tersebut ditahan selama 10 hari sebelum dibebaskan.
Baca juga: