Di bawah langit Prancis yang cerah, pilot uji coba Lockheed Martin, Billie Flynn dengan mantap mendorong penuh throttle jet tempur F-35 yang dia piloti. Pesawat melesat dan terbang cepat memukau kerumunan orang di Bandara Le Bourget di luar Paris, Prancis Senin 19 Juni 2017. F-35A Lightning II kemudian melakukan demonstrasi aerobatik yang selama ini diklaim beberapa kritikus hampir tidak mungkin bisa dilakukan oleh pesawat generasi kelima tersebut.
Performa yang ditampilkan termasuk terbang kecepatan rendah, manuver sudut serangan tinggi, putaran yang ketat, banyak lop dan pendakian maksimal. Semua hal yang selama ini disebut tidak bisa dilakukan oleh F-35 ternyata cukup mudah dilakukan.
Meski sensor dan avionik canggih dirancang untuk F-35 memenangkan pertarungan jarak jauh sebelum berada dalam pertarungan rentang dogfighting, demonstrasi ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa Joint Strike Fighter yang kontroversial ini tetap dapat bersaing dalam pertempuran jarak deat dengan lawan-lawannya.
Flynn membawa F-35A ke sejumlah manuver dengan langsung menunjukkan pendakian ekstrem hingga terbang ultra lambat, putaran G tinggi, serta berbagai atraksi lain.
Meski ini adalah pemandangan yang spektakuler, tetapi apakah bisa membungkam orang yang selama ini meragukan kemampuannya? Sulit untuk dikatakan. Kemungkinan besar tidak cukup, karena orang biasa melihat apa yang dilakukan pesawat generasi keempat atau F-22 selama pertunjukan udara.
Letnan Kolonel Scott “Cap” Gunn, salah satu pilot tempur F-35 mengatakan F-35 akan menang saat bertarung jarak dekat dengan jet tempur lawan. “Tanpa diragukan lagi,” katanya tegas mengomentari demonstrasi di Paris.
Gunn mengatakan kepada wartawan dia telah melawan seorang teman dengan F-16 beberapa bulan yang lalu. Meski F-35 “tampil sangat baik,” dia mengakui kala itu dia tidak bsia dominan.
Mereka terbang lagi baru-baru ini dan pilot F-16 kagum dengan peningkatan kinerja F-35. “Apa yang telah mereka lakukan pada jet Anda?” kata pilot tersebut yang dijawab Gunn, “Perbedaannya adalah kita telah belajar bagaimana menerbangkan jet dan lebih mengerti ke mana kelebihannya.”
Memang harus diakui, dalam tingkat berbalik sesaat dan berkelanjutan, F-35 sepertinya tidak bisa mengimbangi kinerja Sukhoi, Eurofighter Typhoon, Gripen atau Rafale.
Namun sekali lagi, fitur unik dari JSF adalah desain silumannya, kemampuan fusi sensor dan SA yang tak tertandingi (situational Awareness). Membandingkan F-35 dengan F-22, Typhoon atau bahkan F / A-18 dalam hal manuver mungkin bsia salah dan menyesatkan.