Amerika sepertinya tidak siap dengan keputusan Rusia dalam menanggapi penembakan jet tempur Su-22 Angkatan Udara Rusia oleh jet tempur mereka. Kini Pentagon mengaku berusaha keras untuk memulihkan lagi jalur komunikasi “deconfliction” dengan Rusia.
Rusia memutuskan untuk menutup jalur komunikasi yang biasa digunakan untuk menghindari bentrokan di udara antara aset kedua negara. Keputusan Rusia diambil sebagai bentuk kemarahan mereka setelah F/A-18E Super Hornet menembak jatuh Su-22 Suriah di dekat Raqqa Minggu 18 Juni 2017.
Jenderal Marinir Joseph Dunford, ketua Kepala Staf Gabungan, mengatakan bahwa masih ada komunikasi antara pusat operasi udara AS di Qatar dan pasukan Rusia di lapangan di Suriah. Namun dia menambahkan “Kami akan bekerja secara diplomatis dan militer pada jam-jam mendatang. Untuk membangun kembali jalur deconfliction,” katanya sebagaimana dilaporkan Reuters.
Sebelumnya juga dilaporkan Amerika Serikat memilih untuk menempatkan ulang atau mereposisi pesawat mereka di atas Suriah untuk menghindari bahaya. Keputusan ini diambil setelah Rusia juga mengeluarkan ancaman akan menjadikan semua pesawat koalisi pimpinan Amerika Serikat yang terbang di wilayah operasi Rusia sebagai target.
“Di daerah di mana penerbangan Rusia melakukan misi tempur di langit Suriah, setiap objek terbang, termasuk jet dan kendaraan udara tak berawak dari koalisi internasional yang ditemukan di sebelah barat Sungai Efrat akan jadi sasaran udara,” kata Kementerian Pertahanan Rusia Senin.