Su-22, Tetap Kuda Perang Andalan Suriah

Su-22, Tetap Kuda Perang Andalan Suriah

Damaskus menarik Su-20 yang tersisa dari dinas pada akhir tahun 1990an, ketika angkatan bersenjata Suriah karena tidak mendapatkan perhatian dari  rezim. Hal ini menjadikan total hanya tujuh Su-22M-2, 12 Su-22M-3, 24 Su-22M-4K, lima Su-22UM-2K dan empat atau lima Su-22UM-4K bertahan utuh pada tahun 2010. Setelah itu akhirnya pemerintah  mengeluarkan dana yang cukup untuk memulai perombakan bertahap seluruh armada.

Varian ini terlibat intensif dalam perang sipil Suriah yang dimulai pada akhir tahun 2012 dan terutama pada tahun 2013.  Pesawat tua ini terbukti cukup efektif – terutama setelah Suriah menerima saran Iran untuk mempersenjatai Fitter dengan pod B-8M untuk roket terarah 80 milimeter.

Meskipun rezim tersebut merombak beberapa pesawat tambahan pada tahun 2014, hanya sekitar selusin yang berhasil dioperasikan sepenuhnya pada pertengahan 2015. Setelah tiga tahun menjalani operasi intensif, unit yang mengoperasikannya tidak hanya kekurangan ari bom, tapi juga kekurangan tank drop.

Pesawat itu sudah aus dan pilotnya sudah tua, tapi semuanya masih terbang. Pesawat  Su-22M-4K nomor SyAAF 3224 saat pemeriksaan sebelum bertempur.

Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa Iran – yang telah menjaga rezim di Damaskus terus memberikan secara finansial dan melalui pengiriman bahan bakar sejak akhir 2011, belum lagi intervensi militer  Iran sejak 2013 – setuju untuk mensponsori pembelian suku cadang dan persenjataan dari Belarusia pada awal 2015 .

Dikombinasikan dengan akses yang dipulihkan rezim tersebut ke  fasilitas perawatan utama Angkatan Udara Suriah di pangkalan udara Nayrab,  memungkinkan overhaul pesawat tambahan, dan revitalisasi langsung seluruh armada.

Pada pertengahan 2016, Angkatan Udara Suriah kembali memiliki sekitar 30 Su-22 varian yang berbeda dalam tiga skuadron di Tiyas, Shayrat dan Dmeyr.  Mungkin yang lebih penting, berkat bantuan Teheran, Fitter tua itu itu memiliki  senjata seperti  FAB-500ShN dan ODAB-500ShL thermobaric bombs, OFZAB-500 incendiary bombs dan S-24 unguided 240-millimeter rockets.

Meskipun jumlah pesawat yang tersisa berfluktuasi, Su-22 bersama Su-24 Suriah menanggung beban berat untuk melancarkan serangan ke  pemberontak di Idlib dan Aleppo.  Rata-rata, pesawat Su-22 Angkatan Udara Suriah terbang 25 misi  setiap hari di Suriah barat laut. Pada 27 November dan 28 November 2016, Fitter menerbangkan 34 misi per hari.

Semua misi melibatkan pesawat terbang tunggal yang menyerang target yang telah direncanakan sebelumnya.

Pada awal 2017, cuaca buruk memaksa sebagian besar Su-22 milik  Suriah tidak bisa terbang. Fitter hanya terbang 10 sortie pada 12 Januari 2017 dan hanya satu pada 16 Januari 2017. Bagaimanapun, Su-22 Fitter meski sudah tua, tetap menjadi kuda perang yang diandalkan Suriah.