Lockheed Martin sedang dalam tahap akhir untuk menegosiasikan kesepakatan senilai lebih dari US$ 37 miliar atau sekitar Rp491 triliun untuk menjual 440 jet tempur F-35 ke 11 negara termasuk Amerika Serikat.
Jika ini terwujud maka akan menjadi kesepakatan terbesar untuk jet F-35 yang akan membuat debutnya di Paris Airshow minggu ini.
Penjualan tersebut merupakan perubahan besar dalam praktik penjualan mulai dari pembelian tahunan hingga penawaran multi tahun yang lebih ekonomis sehingga menurunkan biaya setiap jet.
Harga pesawat jet masih belum final, namun menurut sumber-sumber terpecercaya yang dikutip Reuters Senin 19 Juni 2017, harga rata-rata 440 jet diperkirakan mencapai $ 85 juta. Kontrak multi-tahun untuk pembelian jet tempur ini akan terdiri dari tiga tahap selama tahun fiskal 2018-2020.
Perwakilan Lockheed mengatakan perusahaan Amerika tidak membahas negosiasi kontrak dan mengatakan kesepakatan yang melibatkan pembelian model blok akan diumumkan oleh pemerintah Amerika.
Pekan lalu, perwakilan dari 11 negara pelanggan F-35 bertemu di Baltimore, Maryland untuk membahas persyaratan dan melakukan tur ke fasilitas Northrop Grumman Corp (NOC.N) di Maryland yang menyediakan peralatan untuk jet tersebut. Negara-negara tersebut termasuk Australia, Denmark, Israel, Italia, Jepang, Belanda, Norwegia, Turki, Korea Selatan, Inggris dan Amerika Serikat.
Nota kesepahaman yang dinegosiasikan antara Lockheed dan para pelanggannya bertujuan untuk mendapatkan 135 atau lebih jet pada tahun fiskal 2018 untuk pengiriman tahun 2020 dengan harga sekitar $ 88 juta per jet. Pada tahun fiskal berikutnya, 2019 dan 2020, pengadaan akan mencapai 150 atau lebih jet per tahun.
Menurut sumber yang tahu tentang negosiasi ini, harga rata-rata di tahun 2019 bisa menjadi US$ 85 juta untuk varian F-35A dan bisa turun di bawah US$ 80 juta pada tahun 2020. Itu akan menjadi harga terendah untuk F-35.
F-35 telah banyak dikritik karena terlalu mahal serta mengalami sejumlah masalah, penundaan dan pembengkakan biaya. Baru-baru ini, seperempat armada F-35 yang beroperasi digrounded karena masalah pasokan oksigen pilot.