Site icon

Cegah Militan Masuk, Indonesia Tempatkan Flanker di Tarakan

Su-30 TNI Angkatan Udara

Indonesia telah menempatkan jet tempur Sukhoi di sebuah pangkalan di bagian utara Sulawesi untuk meningkatkan keamanan jika gerilyawan militan yang menguasai sebuah kota di Filipina mencoba melarikan diri ke selatan.

Kepala pangkalan udara di Tarakan, sebuah kota di Kalimantan Utara, Kalimantan, Kolonel Didik Krisyanto mengatakan bahwa tiga jet Sukhoi tiba pada hari Jumat 16 Juni 2017 dan akan tinggal selama sebulan di tempat tersebut.

“Militan  mungkin melarikan diri dari Filipina dan dipaksa untuk menyeberangi perbatasan ke Indonesia,” kata Kolonel Didik Krisyanto sebagaimana dilaporkan Antara dan dikutip Reuters Minggu 19 Juni 2017.

Militer Filipina mengatakan pada hari Jumat bahwa beberapa militan  yang menyerbu Kota Marawi di selatan negara itu bulan lalu mungkin bercampur dengan pengungsi untuk menyelinap pergi di tengah pertempuran yang telah berkecamuk selama hampir empat minggu.

Militer mengatakan bahwa sampai 200 pejuang, kebanyakan dari kelompok pemberontak lokal yang telah berjanji setia ke ISIS dan juga beberapa pejuang asing, bertahan, menggunakan warga sipil sebagai perisai dan masjid sebagai tempat berlindung yang aman.

Keruntuhan keamanan  telah membuat khawatir tetangga seperti Indonesia dan Malaysia, dan para pemimpin pertahanan dan tentara dari ketiga negara tersebut dijadwalkan bertemu di Tarakan pada  Senin 20 Juni 2017 untuk  menandai peluncuran patroli di lautan antara negara-negara tersebut.

Kota pelabuhan Tarakan berada persis di sebelah selatan dari sisi Malaysia di Borneo dan menghadap Mindanao di Filipina selatan yang ada di seberang lautan.

Otoritas angkatan laut Indonesia juga telah meminta masyarakat setempat termasuk nelayan di daerah perbatasan yang menghadapi Filipina untuk melaporkan setiap orang yang mencurigakan.

Sebuah korps brigade mobil polisi juga telah dikirim ke wilayah utara di pulau Sulawesi untuk mencegah militan menyeberang perbatasan.

Pada  Senin  Indonesia akan meresmikan sebuah komando maritim di Tarakan dan juga menggelar  upacara di sebuah kapal perang Indonesia dengan pejabat Malaysia dan Filipina untuk meluncurkan patroli bersama. Singapura dan Brunei akan hadir sebagai pengamat.

Komandan pangkalan angkatan laut Tarakan, Laksamana Pertama Ferial Fachroni, mengatakan kepada Reuters bahwa negara-negara lain juga akan mendirikan pusat komando untuk membantu berbagi informasi.

Fachroni mengatakan angkatan darat, angkatan laut dan udara akan dilibatkan dalam patroli namun diperlukan lebih banyak diskusi untuk memastikan apakah mereka akan bersama atau berkoordinasi.

Baca juga:

Jejak Pesawat Soviet di Langit Garuda

Exit mobile version