Jika Anda berpikir bahwa akhir-akhir ini pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un tidak banyak tampil di publik, maka Anda tidak salah. Pemimpin berusia 33 tahun ini dilaporkan sangat takut dibunuh sehingga dia memilih untuk menghindari penampilan publik.
Hal itu diungkapkan dalam briefing lembaga intelijen Korea Selatan National Intelligence Service (NIS). Bukti paling akhir Kim melakukan pertemuan terakhirnya dengan mantan bintang NBA Dennis Rodman dengan tertutup.
Seorang anggota parlemen Korea Selatan mengatakan Korea Times yang juga mengikuti briefing itu juga mengatakan Kim telah mengubah rutinitas kelilingnya, menugaskan komandan puncaknya untuk menyelidiki kemungkinan ‘decapitation operation’ atau operasi pembunuhan dan tidak lagi berkeliaran dengan Mercedes-Benz biasanya.
“Kim asyik dengan mengumpulkan informasi tentang ‘operasi pembunuhan’ melalui badan intelijennya,” kata anggota parlemen Lee Cheol-woo dari Partai Liberty Korea setelah pengarahan Kamis 15 Juni 2017.
Kim meski kerap bersuara lantang disebut sedang ketakutan karena pasukan AS dan Korea Selatan telah melakukan latihan militer dengan skenario menghancurkan struktur kekuasaan Korea Utara jika terjadi konflik.
Jika perang meletus di Semenanjung Korea, memotong kepemimpinan militer Korea Utara tampaknya merupakan salah satu misi pertama mata-mata AS yang menyamar di Korea Selatan atau dilakukan Pasukan Khusus, menurut Korea Times.
Sejak SEAL melakukan perjalanan ke Semenanjung Korea pada bulan Maret, kecemasan Kim makin tumbuh. Kim telah terlibat dalam 51 kegiatan publik tahun ini, Lee mengatakan kepada wartawan.
Lee, mengutip tokoh NIS mencatat visibilitas publik Kim turun 32 persen dari tahun lalu. “Sejak 2013, kita telah melihat lintasan kegiatan publik Kim,” katanya. “Ini menunjukkan bahwa Kim telah berhasil merebut kekuasaan dan mengamankan statusnya di rezim tersebut.”
Operasi ‘pembunuhan’ tersebut telah dilatih oleh Tim SEAL Six Angkatan Laut AS , sebuah pasukan tempur elite yang sukses membunuh pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden dari saat mereka menyerbu tempat persembunyiannya di Pakistan pada tahun 2011 dalam Operasi Neptune Spear.
SEAL bergabung dengan operator NIS untuk berlatih ‘operasi pemenggalan’ pada bulan Maret. Tak lama setelah itu, Kementerian Keamanan Negara Korea Utara mengancam untuk “menemukan dan menghancurkan tanpa ampun semua teroris teroris AS .” Kerjasama dengan NIS juga mengingatkan pad Operasi Neptune Spear dimana SEAL Team Six bekerja sama dengan CIA.
Tentu saja, Korea Utara juga melakukan kegiatan mata-mata sendiri. NIS juga menginformasikan kepada anggota parlemen bahwa pesawat tak berawak yang baru ditemukan di dekat zona demiliterisasi yang memisahkan kedua negara tersebut telah mengambil sekitar 551 foto Korea Selatan. Sebagian besar perhatian drone diarahkan pada sistem rudal Terminal Altitude Area Defense (THAAD) di lapangan golf di Seogju.
Baca juga: