Site icon

5 Anjing yang Jadi Pahlawan Perang

Pahlawan bisa datang dalam bentuk apapun bahkan mereka adalah berbulu dan berkaki empat. Karena kemampuan unggul mereka dalam mengendus dan mendengar, anjing telah lama menjadi sekutu fantastis dan pelindung besar manusia.

Anjing juga bisa sangat berani dan dikenal tidak ragu-ragu dalam situasi bahaya. Sepanjang sejarah, beberapa anjing telah mendapatkan reputasi sebagai tokoh berani dalam masa perang.

Berikut adalah cerita dari lima anjing yang menjadi pahlawan perang dan membantu menyelamatkan nyawa manusia

 

1. Gunner – Alarm Australia

Gunner – Alarm Australia

Bom Jepang mulai hujan dijatuhkan di ibukota Northern Territory Australia, Darwin, sekitar pukul 10.00 pada tanggal 19 Februari 1942, lebih dari dua bulan setelah pemboman Jepang ke Pearl Harbor. Setelah serangan awal, yang menenggelamkan delapan kapal dan merusak 37 yang lain, tentara pergi mencari personel yang terluka di antara puing-puing.

Di bawah aula hancur, mereka menemukan korban terkecil,  seekor kelpie (anjing domba Australia) jantan liar berumur enam bulan. Kaki anjing itu telah patah. Akhirnya, anak anjing terluka itu diambil seorang Aircraftman Percy Westcott yang membawanya ke dokter Westcott memberi nama anjing  itu “Gunner” dan memberinya nomor 0000 saat antre di dokter. Dokter kemudian memberi gips di kaki Gunner.

Sejak saat itu Gunner dan Westcott tak terpisahkan. Ketika kaki Gunner mulai sembuh ia bergabung Westcott dalam tugas-tugas sehari-hari. Suatu hari tidak lama setelah serangan itu, orang-orang bekerja pada memperbaiki beberapa pesawat di lapangan terbang, Gunner mulai menggonggong dan melompat-lompat. Orang-orang tidak memperhatikan anjing, tapi dalam beberapa menit pesawat tempur Jepang menukik dan mulai menembaki Darwin lagi.

Untungnya, orang-orang dan Gunner berhasil berlindung untuk mencari keselamatan. Dan sejak itu mereka selalu memperhatikan tingkah Gunner. Secara umum, Kelpie Australia memiliki pendengaran yang sangat tajam. Dua hari kemudian, Gunner kembali mulai membuat keributan. Kali ini, orang-orang langsung mencari perlindungan sebelum serangan akhirnya benar-benar datang.

Dari Februari 1942 sampai November 1943, lebih dari enam puluh serangan udara yang dimulai pada Darwin. Gunner memperingatkan tentara dari hampir setiap serangan akan terjadi, menyelamatkan nyawa yang tak terhitung jumlahnya. Aspek lain yang menakjubkan adalah bahwa Gunner tidak pernah menyalak ketika pesawat Australia lepas landas atau datang. Dia mampu membedakan antara pesawat Australia dan pesawat Jepang. Tidak diketahui apa yang terjadi pada Gunner setelah perang.

2. Rip Anjing Penyelamat

Rip Anjing Penyelamat

Serangan Blitz Jerman dimulai di London pada tanggal 7 September 1940. Setelah itu 57 selanjutnya pembom Jerman menyelimuti kota dengan kehancuran. Tepat setelah serangan di suatu hari, seorang Air Raid Warden bernama E. King menemukan seekor anjing liar lapar berjalan-jalan. Dia melemparkannya beberapa daging dan anjing menolak untuk pergi. Anjing mengikuti King kembali ke kesatuannya. Dan akhirnya, dia menjadi maskot unit King. Anjing yang kemudian dipanggil Rip, segera menunjukkan kemampuannya lebih dari sekadar maskot sederhana.

Suatu malam setelah pemboman Rip keluar dengan King dan hidungnya mulai berkedut. Rip mengiktui aroma ke sebuah bangunan runtuh dan mulai menggali. Dan ternyata Rip menemukan seorang laki-laki  yang masih hidup, terkubur di bawah. Dia pun menggongong dan akhirnya bantuan datang. Laki-laki itu selamat.

Meskipun tidak pernah dilatih secara formal, Rip menjadi anjing Inggris pencari dan penyelamat pertama. Dilaporkan bahwa ia menemukan dan menyelamatkan lebih seratus orang dengan penciumannya yang sensitif. Karena Rip, kepolisian dan militer kemudian melatih ratusan anjing per tahun untuk menjadi bagian dari tim pencarian dan penyelamatan kota mereka.

Pada tahun 1945, Rip dianugerahi medali Dickin untuk keberanian, kehormatan diberikan hewan untuk layanan mereka selama perang. Pada medali, itu tertulis “Untuk Keberanian. Kami Juga Melayani. “Rip meninggal pada tahun 1946 dan dimakamkan di Pemakaman Ilford Hewan di London.

3. Antis – Anjing Jerman Penyelamat Prancis

Antis – Anjing Jerman Penyelamat Prancis

Ketika pesawat Robert Bozdech dari Angkatan Udara Perancis ditembak jatuh pesawatnya meluncur ke arah bumi. Kematian adalah sesuatu yang ada dalam pikirannya. Tapi yang terjadi ketika ia jatuh mendarat di Prancis Utara, secara luar biasa di selamat meski pesawatnya rusak berat. Pada saat itu dia mendengar sesuatu datang. Dia pikir musuh, hingga dia langsung mengelurakan senjata. Ternyata yang muncul seekor anjing Shepard Jerman. Dia mengambil anak anjing itu dan dimasukannya ke jaket kulit dan membawanya kembali dua ratus mil ke St Dizier Air Base. Rekan-rekan Bozdech ini tercengang ia masih hidup.

Anjing itu kemudian dinamakan Antis. Tidak hanya menjadi teman sejati, Antis kemudian juga menjadi bagian penting dari pasukan. Sama seperti Gunner, ia menyalak memberi peringatan ketika akan datang serangan. Sama seperti Rip, ia belajar bagaimana mengendus dan menggali guna menyelamatkan orang. Robert dan rekan-rekannya juga menganggap Antis sebagai sebuah jimat keberuntungan dan, yang paling penting, lebih berani dibandingkan tentara manusia. Antis sering ikut terbang bersama pesawat Bozdech seolah ingin memastikan teman-temannya selamat. Antis juga akan memberitahu orang lain di mana orang-orang terluka. Ia bahkan luka, namun itu tidak menghentikan dia dari menjalankan tugasnya. Beberapa hari setelah terluka, entah bagaimana ia menyelinap ke pesawat Bozdech sebagai penumpang gelap.

Setelah perang, Antis juga dianugerahi medali dickin dan hidup dengan Bozdech  dan meninggal pada tahun 1953 di usia 14 tahun.

4 & 5. Salty dan Roselle, penunjuk saat Teror 9/11

Salty dan  Roselle, penunjuk saat Teror 9/11

Meski  teror 9/11 bukan perang, tetapi situasi yang terjadi seperti perang. Salty dan Roselle, dua anjing yang ada dalam Guiding Eyes for the Blind  atau pemandu untuk orang buta menemukan nasib berbeda. Roselle baru berumur satu setengah tahun ketika ia diperkenalkan ke Michael Hingson, pria yang akan dibimbing. Hingson buta sejak lahir, tapi mendapatkan master dalam fisika dari University of California. Pada tanggal 11 September 2001, ia bekerja sebagai manajer penjualan komputer di lantai 78 dari World Trade Center Tower 1.

Roselle tertidur saat pesawat menghantam lantai 99. Dengan tenang dan santai, ia menuntun Hingson, dan beberapa orang lain di kantor, menurni lebih dari 1.400 ratus tangga gelap dan keluar dari pintu. Seluruh orang bisa melarikan diri dengan waktu sekitar satu jam, tetapi saat-saat ke jalan, Tower 2 runtuh, mengirimkan puing-puing di mana-mana. Roselle disambar potongan bangunan, tapi dia tidak terpengaruh dan terus bergerak, seperti dia dilatih untuk melakukan.

“Dia menyelamatkan hidup saya. Sementara semua orang berlari panik, Roselle tetap benar-benar terfokus pada pekerjaannya. Sementara puing-puing jatuh di sekitar kita, dan bahkan memukul kami, Roselle tetap tenang,” kata Hingson.

Sementara Salty diperkenalkan kepada Omar Rivera yang buta karena glaukoma, tetapi terus bekerja untuk Port Authority New York sebagai sistem desainer senior. Dia bekerja di lantai 71 dari World Trade Center Tower 1 pada 9/11. Salty berbaring di sebelah Rivera ketika pesawat menghantam bangunan. Seluruh bangunan bergoyang, tapi Salty dengan tenang bangkit, membimbing Rivera, dan memimpin orang-orang menuruni tangga. Beberapa rekan kerja Rivera berpikir anjing membutuhkan bantuan dan  mencoba untuk mengambil tali Salty, tapi ia menolak untuk meninggalkan tuannya. Mereka berhasil keluar pintu dan setelah berjalan dua atau tiga blok dari tempat itu menara kedua runtuh.

Salty dan Roselle diberi medali Dickin karena tindakan keberanian dan ketenangannya tersebut. Salty meninggal pada tahun 2008 dan Roselle pada tahun 2011. Mereka dikenang sebagai pahlawan Amerika.

 

 

Exit mobile version