Pesawat serang ringan turboprop OV-10 Bronco Angkatan Udara Filipina terlihat masih dikerahkan untuk bertempur di usianya yang sudah tua. Pesawat ini diterjunkan dalam menggempur kekuatan gerilyawan Maute yang terkait ISIS di kota Marawi di wilayah selatan Mindanao.
Ini bukan hal yang baru. Bahkan Amerika pernah secara diam-diam mengambil lagi pesawat tua ini untuk diuji dalam pertempuran ISIS beberapa waktu lalu. Pesawat ini juga dibawa ke medan pertempuran Perang Irak dan Afghanistan.
OV-10 Bronco pesawat serba guna yang telah menjelajah di berbagai medan pertempuran besar. Pesawat ini bisa berkeliaran selama berjam-jam, menembak langsung ke musuh, membawa pasukan dan kargo, atau serangan dengan senjata sendiri. Dan pesawat yang sudah lama dipensiun oleh Amerika itu dibangkitkan kembali untuk menjadi pesawat dukungan serangan udara bagi Afghanistan dan Irak.
Di Amerika, Bronco terbang dengan tiga cabang militer. Layanan dimulai di Vietnam, pesawat ini menawarkan kemampuan manuver yang luar biasa, kemampuan untuk beroperasi dari lapangan udara kecil dan kasar, dek kapal induk dan jalan raya. Memiliki visibilitas yang besar untuk awak dua orang, dan yang paling penting di bagian belakang bisa digunakan untuk kargo yang bisa dengan mudah disesuaikan dengan jumlah misi.
OV-10 yang digunakan Forward Air Control (FAC), pendamping helikopter , serangan darat, observasi dan misi logistik tugas selama Vietnam. Dan misi tempur terakhirnya bersama USMC selama Desert Storm.
Selama kampanye tersebut dua pesawat jatuh ditembak. Sebagian pihak menilai kecepatan yang relatif rendah menjadikan pesawa mudah ditembak.
Tetapi para pembela Bronco mengatakan kerugian yang tak terelakkan, karena mereka terbang lebih rendah dari pesawat koalisi lain dan tidak pernah diberi peringatan rudal atau penanggulangan sistem yang tersedia secara luas pada saat itu.