Presiden Turki Tayyip Erdogan mengecam pengucilan Qatar dengan menyebutnya tidak manusiawi dan melawan nilai Islam. Dia juga menyatakan cara untuk melawan negara Teluk itu tidak dapat diterima dan serupa dengan hukuman mati.
Pembelaan Erdogan terhadap Qatar itu disampaikan dalam pidato parlemen kepada anggota Partai AK-nya, yang berkuasa, Selasa 13 Juni 2017. Kecaman ini disampaikan sesudah Arab Saudi, Keamiran Arab Bersatu (UEA), Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan dengan Doha pada pekan lalu, menuduhnya mendukung pegaris keras dan Iran, yang menyatakannya tidak berdasar.
“Kesalahan sangat besar dilakukan atas Qatar, mengucilkan negara di semua bidang tidak manusiawi dan bertentangan dengan nilai Islam. Keputusan itu seperti hukuman mati untuk Qatar,” kata Erdogan.
“Qatar menunjukkan sikap paling menentukan terhadap kelompok teroris IS bersama Turki. Menghukum Qatar melalui gerakan kotor tidak berguna,” katanya.
Erdogan juga menyatakan akan mengadakan pembicaraan telepon pada Selasa dengan timpalannya dari Prancis Emmanuel Macron dan Amir Qatar Sheikh Tamim Bin Hamad Al-Thani untuk membahas perkembangan terkini.
Ia menyatakan Raja Saudi, sebagai negarawan tertua di kawasan Teluk, harus memimpin upada mengatasi kemelut tersebut.
Erdogan juga akan membahas perselisihan itu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam beberapa hari mendatang, kata menteri luar negeri Turki pada Selasa.
Presiden Turki berjanji tetap mendukung Qatar dan menyatakan perselisihan itu harus diselesaikan sebelum bulan suci Ramadhan berakhir.