Teknologi Ini akan Jadikan F-16 AS Siap Hadapi Su-35

Teknologi Ini akan Jadikan F-16 AS Siap Hadapi Su-35

Angkatan Udara Amerika Serikat telah memilih radar active electronically scanned array (AESA) APG-83 Scalable Agile Beam Radar (SABR) untuk meng-upgrade 72 F-16 Fighting Falcon milik Air National Guard. Radr yang dibangun  Northrop Grumman ini akan meningkatkan kemampuan Falcon untuk misi pertahanan udara.

Komando Utara atau Northern Command (NORTHCOM) Amerika Serikat sebelumnya telah mengeluarkan Joint Emergent Operational Need untuk radar yang telah ditingkatkan karena ancaman baru terhadap wilayah Amerika telah muncul selama bertahun-tahun.

Selain kelompok  seperti ISIS dan al-Qaeda, Komando Pertahanan Udara Amerika Utara atau North American Aerospace Defense Command (NORAD) sekarang juga mengkhawatirkan ancaman militer konvensional seperti rudal jelajah.

“Upgrade radar AESA sangat penting untuk memberikan komunitas F-16, keuntungan taktis yang layak, dan kami merasa terhormat untuk memberikan teknologi yang berbeda ini untuk keamanan dan keefektifan misi warfighter kami,”  kata Bob Gough, Wakil Presiden untuk Sistem Avionik Pertempuran Northrop Grumman.

“Sistem SABR APG-83 dalam produksi penuh dan tersedia sekarang untuk upgrade F-16 Amerika dan internasional,” tambahnya sebagaimana dilansir National Interest Kamis 8 Juni 2017.

Penambahan APG-83 akan sangat meningkatkan kemampuan F-16 melawan ancaman yang semakin canggih yang mencakup rudal jelajah  baru serta pesawat tempur musuh yang mampu bertahan lama seperti Sukhoi Su-35S Flanker-E.

Dibandingkan dengan radar APG-68  yang digunakan F-16 saat ini, APG-83-yang memanfaatkan teknologi dari APG-81  F-35-dapat mendeteksi, melacak dan mengidentifikasi jumlah target yang lebih banyak dengan lebih cepat dan pada rentang yang lebih jauh.

APG-83 juga memiliki resolusi yang jauh lebih tinggi daripada radar saat ini. Itulah  sebabnya mengapa NORTHCOM menginginkan AESA baru di pesawat terbangnya.

Dalam kesaksiaanya di hadapan Komite Armed Services House  tahun lalu Komandan NORTHCOM Adm. Bill Gortney mengatakan Pentagon semakin khawatir dengan kemampuan rudal jelajah Rusia yang baru.

“Rusia memiliki rudal jelajah konvensional dan nuklir dengan jangkauan mencapai Amerika Utara dan telah beberapa teknologi rudal jelajah juga telah menjamur ke aktor lain,” tulis Gortney.

“Ancaman ini nyata dan sangat penting bahwa kita mengembangkan pilihan respons yang efektif untuk mengatasi ancaman dan meningkatkan pencegahan kita.”

Namun, APG-83 juga efektif untuk operasi ekspedisi. Radar AESA yang baru dapat beroperasi dalam kondisi di mana terdapat jamming yang berat dan juga memiliki kemampuan pemetaan radar aperture resolusi tinggi.

Hal ini memberi pilot gambar permukaan beresolusi tinggi di segala cuaca untuk identifikasi dan serangan target presisi.

Angkatan Udara  sejak lama bermaksud untuk memasang lebih dari 300 pesawat F-16 dengan radar baru. Tetapi  pengurangan anggaran  memaksa Angkatan Udara untuk menurunkan rencana peningkatan F-16 yang lebih luas.

Negara-negara lain seperti Taiwan dan UEA  juga semakin tertarik  membeli SABR APG-83 untuk armada Fighting Falcon mereka.  APG-83 yang baru juga merupakan radar standar untuk F-16 Block B, yang oleh Lockheed Martin ditawarkan ke India dan negara lain.

Pada akhirnya, APG-83 mungkin akan menjadi radar standar untuk sebagian besar armada F-16 di seluruh dunia.  Hal ini menigingat F-16  diperkirakan akan tetap berada di dinas Angkatan Udara Amerika dan negara lain selama beberapa dekade ke depan hingga peningkatan pesawat sepertinya tidak bisa dibendung lagi.

Baca juga:

Memang Masih Sulit Menandingi F-16