Ketika menghadapi pertempuran melawan ISIS di Irak dan Suriah, dan kebanyakan dari mereka adalah komando SOCOM (Special Operations Command), militer Amerika meminta peralatan khusus yang dikirim dengan cepat.
Pada 2017 SOCOM meminta pengiriman cepat 350 drone atau UAV LMAMS (Lethal Miniature Aerial Munition System).
LMAMS adalah generasi kedua yang tertunda dari sistem Switchblade. Switchblade asli adalah UAV seberat satu kilogram yang dapat digunakan sekali saja dan yang dapat dilengkapi dengan bahan peledak.
Switchblade diluncurkan dari tabung yang sekaligus sebagai tempat penyimpanannya. UAV baling-baling bertenaga baterai ini dilengkapi vidcam untuk menyiarkan gambar ke pengontrol. Switchblade dioperasikan menggunakan peralatan yang sama dengan yang dimiliki Urea Raven yang lebih besar yakni seberat dua kilogram.
Sistem Switchblade yang lengkap (rudal, kontainer, dan pengontrol) memiliki berat 5,5 kg (12,1 pon). Switchblade sangat populer dengan tentara di Afghanistan dan dengan SOCOM di berbagai tempat yang tidak akan mereka diskusikan secara rinci.
Permintaan LMAMS dikirim pada bulan Mei dan segera bekerja untuk mengawasi musuh dan menyerang mereka jika dibutuhkan. LMAMS adalah generasi kedua dari apa yang pada awalnya disebut Switchblade, yang masih banyak digunakan dan lebih dari 4.000 diproduksi sejak pertama kali melihat pertempuran di tahun 2009.
Amerika Serikat mengirim beberapa sistem Switchblade UAV ke Afghanistan pada tahun 2009 untuk pengujian rahasia. Senjata sangat berhasil dan pasukan menuntut lebih banyak, dan banyak lagi, dan banyak lagi.
Awalnya hal ini tidak terduga, Switchblade sebagian besar terutama digunakan oleh Pasukan Khusus dan pasukan operasi khusus lainnya. Pada tahun 2011, setelah satu tahun berhasil dalam pengujian lapangan, tentara memerintahkan lebih dari 100 UAV Switchblade dan setiap tahun terus dipesan. Pada tahun 2012, Korps Marinir AS juga menggunakan Switchblade.
Pengguna menganggap Switchblade sebagai mikro-UAV / rudal jelajah. Pesawat ini merupakan sistem pengawasan udara dan senjata. Yang lebih penting lagi bisa dilakukan oleh setiap pasukan.
Angkatan Darat Amerika kemudian meminta Switchblade 2.0, tetapi tertunda karena pemotongan anggaran dan masalah teknis. Sementara perbaikan dilakukan pada Switchblade.
Versi baru itu disebut LMAMS dan ambisius. Beratnya lebih berat yakni sampai 2,2 kg dengan daya tahan hingga 30 menit dan jarak 9 kilometer. Sensor harus memiliki penglihatan malam dan lebih stabil. UAV ini juga bisa mengunci target dan melacaknya. Hulu ledak harus mampu melumpuhkan kendaraan ringan dan juga tidak berbahaya terhadap orang dalam jarak 10 meter dari ledakan namun mematikan dalam jarak 4 meter. Semua ini dimungkinkan dengan teknologi terkini dan produsen Switchblade yang juga membuat Raven.
Sistem LMAMS yang lengkap memiliki berat sekitar 8 kg. Pemotongan anggaran telah menunda LMAMS namun Switchblade terus diminati. Pada tahun 2015 Marinir berhasil menguji dengan menggunakan Switchblade dari pesawat tilt-rotor MV-22 Osprey.
Ini menunjukkan bahwa Switchblade dapat digunakan dari helikopter dan pesawat terbang lambat lainnya yang ingin tahu apa yang ada di sisi lain bukit sambil menghindari tertembak oleh musuh yang ada di sana.
Switchblade juga bisa diluncurkan dari tabung roket 70mm yang ada yang digunakan pada helikopter militer. Bergerak hingga satu kilometer per menit, Switchblade bisa bertahan di udara selama 20-40 menit, tergantung pada apakah dia bersenjata atau tidak.
Versi bersenjata dapat diterbangkan ke sasaran dan diledakkan, memiliki efek peledak yang sama seperti granat tangan. Dengan demikian, Switchblade memungkinkan pasukan darat untuk menyerang musuh yang sulit dilihat.
Secara teknikal ini adalah rudal dipandu, penggunaan Switchblade sebagai alat pengintaian mendorong pengembang untuk menyebutnya sebagai UAV. Namun karena pilihan hulu ledak, dan kecepatannya yang lambat, Switchblade juga berfungsi seperti rudal jelajah yang agak kecil.
Pasukan sangat antusias dengan versi bersenjata karena memungkinkan mereka untuk dengan mudah mengambil penembak jitu atau musuh di sebuah kompleks yang penuh dengan warga sipil. Situasi inilah yang tampaknya menyebabkan permintaan LMAMS.
Negara lain juga tertarik pada Switchblade. Pada tahun 2015 sebuah perusahaan Israel telah memperkenalkan UAV baru yang berkeliaran dan cukup portabel dengan berat 3 kg untuk dibawa dan digunakan infanteri.
Hero 30 memiliki daya tahan 30 menit dan memiliki hulu ledak kecil yang bisa digunakan untuk mengubahnya menjadi senjata jika vidcam menunjukkan target yang harus segera diserang. Hero 30 didasarkan pada hero 400 yang beratnya beratnya 40 kg dan memiliki artileri 8 kg. Hulu ledak kecil tapi serbaguna.
Baca juga:
Green Dragon dan Switchblade, Kekuatan Udara Pasukan Infanteri