Site icon

Sadar Tak Mampu Imbangi  Rudal Rusia, Ini Yang akan Dilakukan US Army

Patriot

Dalam rancangan anggaran pertahanan Amerika 2018 secara jelas terlihat Angkatan Darat Amerika Serikat atau US Army akan mengeluarkan banyak anggaran untuk mendapatkan rudal amunisi berteknologi tinggi.

Alasannya jelas, para petinggi Angkatan Darat Amerika khawatir mereka tidak memiliki senjata yang cukup untuk berhadapan langsung dengan Rusia jika terjadi perang di Eropa Timur.

Mereka ingin meningkatkan produksi dengan segera. Mereka meminta rudal senilai US$ 3 miliar dan amunisi presisi dipandu dalam anggaran 2018, dan telah menyerahkan kepada kongres sebuah daftar tambahan amunisi seharga US$ 2,3 miliar pada bagian “kebutuhan yang tidak didanai”.

Dan ini hanya awal dari apa yang diyakini oleh komandan senior Angkatan Darat seharusnya dilakukan untuk  penumpukan jangka panjang dalam persiapan terhadap kemungkinan agresi Rusia.

Amerika Serikat, menurut para petinggi Angkatan Darat ini, tidak mampu menerapkan sistem anti-rudal yang cukup untuk mengalahkan Rusia, namun harus mengumpulkan persenjataan canggih yang cukup besar untuk mencegah serangan pertama.

“Sebuah peningkatan dalam pembuatan amunisi merupakan konsekuensi langsung dari pergeseran Angkatan Darat terhadap upaya  pencegahan,” kata Hamilton Cook, analis senior di konsultan pertahanan Avascent. “Apa yang lihat dalam anggaran adalah pergeseran ke senjata ofensif.”

Angkatan Darat merasakan tekanan untuk meningkatkan produksi ke tingkat yang memadahi, karena Rusia memiliki persediaan rudal jarak pendek dan peluru artileri yang jauh lebih besar.

Cook mencatat anggaran tersebut akan mendanai perintah untuk rudal pencegat seperti Patriot, namun ada penekanan yang lebih besar lagi pada rudal taktis dan roket artileri presisi dipandu. Produksi sistem roket peluncur multipel  dipandu oleh Angkatan Darat akan meningkat dari 6.000 menjadi 10.000 per tahun pada tahun 2020.

“Ini adalah area kebutuhan di mana kita kekurangan,” kata Cook dikutip Real Clear Defense Rabu 7 Juni 2017.  Amunisi ini akan dibutuhkan “jika kita melihat kembali ke kombinasi arms warfare.”

Anggaran tersebut juga akan mempercepat pengembangan rudal  rudal jarak jauh baru hebat. Angkatan Darat mencari US$ 102 juta untuk membangun dua prototip pada tahun 2019. Program ini dipandang penting untuk melawan rudal Rusia yang saat ini berada di luar jangkauan senjata Amerika.

Rusia selama puluhan tahun telah berusaha untuk memodernisasi senjata taktis konvensional dan membuat  kurang bergantung pada senjata nuklir.  Rusia dengan mudah dapat memusnahkan NATO dan Amerika Serikat dengan rudal  nuklirnya, namun Amerika memiliki lebih dari cukup nuklir untuk mencegah kerusakan global. Hal ini disadari Rusia hingga mulai mengurangi ketergantungan pada nuklir.

NEXT: JENDERAL AS TAK BISA TIDUR

Iskander-M Rusia

Sejak Perang Teluk pertama, Rusia telah mengejar program senjata serangan jarak jauh konvensional untuk membangun kekuatan non-strategis yang kuat.

Seorang pejabat tinggi Angkatan Darat Amerika  baru-baru ini mengatakan. “Kemungkinan besar musuh dalam waktu dekat adalah Korea Utara,” katanya. “Musuh paling berbahaya di tahun-tahun terakhir adalah Rusia.”

Ukuran, skala, dan ruang lingkup kekuatan rudal Rusia menjadikan para jenderal Amerika tidak bisa tidur. Pejabat   yang minta  agar dia tidak dikutip namanya mengatakan masalahnya adalah pada angka.

“Masalahnya adalah angka. Mereka punya persediaan seperti itu sehingga kita tidak bisa mengimbanginya, “katanya. “Bisakah kita menembak mereka? Ya, tapi pertanyaannya berapa lama? ”

Pejabat tersebut mengulangi keluhan  tentang Rusia yang dinilai menyebarkan  senjata yang melanggar perjanjian kontrol senjata tahun 1987 yang melarang rudal balistik dan rudal jelajah  dengan jarak antara 500 dan 5.500 km.

Banyak rudal balistik taktis Rusia bisa mencapai 1.000 km, kata pejabat tersebut. “Padahal semua sistem kami memiliki 499 klik.”

Banyak anggota parlemen di Capitol Hill siap untuk mendukung anggaran amunisi besar Angkatan Darat, kata Cook. “Mereka sangat prihatin dengan celah pertahanan udara dan rudal.”

Baca juga:

US Army Paling Kuat? Mari Bandingkan Senjatanya dengan Negara Lain

Exit mobile version