Beijing Bisa Tempatkan 3 Resimen Jet Tempur di Laut China Selatan

Beijing Bisa Tempatkan 3 Resimen Jet Tempur di Laut China Selatan

China akan dapat menampung hingga tiga resimen  jet tempur di tiga pulau yang disengketakan  di Laut China Selatan.

Menurut sebuah laporan Pentagon yang dirilis pada hari Selasa 6 Juni 2017 fokus  pada pembangunan infrastruktur di beberapa pos terdepan di Kepulauan Spratly, China mencapai tonggak sejarah pada tahun 2016 dengan mendaratkan sebuah pesawat angkut militer di Fiery Cross Reef dan pesawat sipil di beberapa pulau buatan  lainnya.

“Tindakan China di Laut China Selatan pada tahun 2016, terutama pembangunan lapangan terbang dan infrastruktur lainnya  di Kepulauan Spratly, meningkatkan kemampuan China untuk mengendalikan daerah yang disengketakan di Laut China Selatan dan menyebabkan kekhawatiran regional mengenai niat jangka panjang China,” demikian bunyi laporan yang dikutip Military.com. Laporan tentang militer China  diajukan ke Kongres setiap tahun.

Kepulauan Spratly terletak di antara Filipina, Vietnam, Malaysia dan Brunei, yang semua negara tersebut telah mengklaim memiliki wilayah tersebut.

Pengadilan internasional tahun lalu membatalkan sebagian besar klaim China, namun Beijing telah mengabaikan keputusan tersebut.

Dari tahun 2014 sampai 2015, China memperluas tujuh pos terdepannya di Spratlys hingga 3.200 hektare melalui pengerukan pasir.

“Pada akhir 2016, China membangun 24 hanggar berukuran tempur, posisi senjata tetap, barak, bangunan administrasi, dan fasilitas komunikasi di masing-masing dari tiga pos terdepan. Setelah semua fasilitas ini selesai, China akan memiliki kapasitas untuk membangun rumah untuk tiga resimen jet tempur di Kepulauan Spratly, “kata laporan tersebut tanpa merinci jumlah jet tempur yang tepat.

China juga telah menempatkan senjata angkatan laut berbasis darat di empat pos terkecilnya di Spratly yakni karang Johnson, Gaven, Hughes dan Cuarteron.

“Ini akan meningkatkan kemampuan China untuk mendeteksi dan menantang aktivitas oleh negara lain, memperluas jangkauan kemampuan, dan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menerapkannya,” katanya.

Baca juga:

18 Pulau yang Paling Diperebutkan di Dunia