Jerman bersiap untuk memindahkan pasukannya dari Pangkalan Incirlik di Turki ke Yordania setelah Ankara menolak anggota parlemen Jerman untuk melakukan kunjungan ke bandara militer. Sikap Turki ini sebagai ablasan karena Berlin menolak untuk mengekstradisi tersangka upaya kudeta yang gagal tahun lalu yang mencari suaka ke Jerman.
Menteri Pertahanan Ursula von der Leyen mengatakan Jerman akan segera memutuskan untuk memindahkan pasukannya ke Pangkalan Al-Azrak, Yordania. “Kami siap untuk pindah,” kata Von der Leyen Senin 5 Juni 2017. Dia menambahkan bahwa Jerman telah menemukan alternatif di bandara Al-Azrak di Yordania.
Menteri Pertahanan Jerman ini juga mengatakan bahwa kabinet akan membahas dan memutuskan pada langkah tersebut pada hari Rabu ini.
“Incirlik adalah pangkalan udara yang bagus untuk perang melawan ISIS, tetapi kami tidak dapat menerima jika tidak dapat mengunjungi tentara kami,” katanya sebagaimana dilansir Russia Today.
Jerman saat ini memiliki lebih dari 250 personil militer yang ditempatkan di Incirlik, menyusul penyebaran beberapa jet Tornado pada tahun 2015 dan sebuah pesawat pengisian bahan bakar di pangkalan tersebut sebagai bagian dari kampanye yang dipimpin AS melawan ISIS di Irak dan Suriah.
Ketika Jerman beralih ke pangkalan baru, peran Berlin dalam perang ini harus dihentikan. Von der Leyen, menambahkan, bahwa Jerman akan melakukan ” segala daya yang dimilikinya untuk mencegah gangguan ini sesingkat mungkin.
Ketegangan antara Berlin dan Ankara telah mendidih selama berbulan-bulan terkait sejumlah isu namun telah mencapai titik didih setelah keputusan Berlin bulan lalu untuk memberikan suaka kepada sejumlah perwira Angkatan Darat Turki yang melarikan diri dari negara tersebut setelah usaha kudeta yang gagal Juli 2016 lalu.
Dalam upaya terakhir untuk memperbaiki hubungan bilateral, Menteri Luar Negeri Jerman, Sigmar Gabriel, terbang ke Turki untuk berdiskusi dengan mitranya dari Turki, Mevlut Cavusoglu. Namun, kedua belah pihak gagal mencapai kesepakatan tentang hak kunjungan anggota parlemen.
Menteri luar negeri Turki mengatakan anggota parlemen Jerman bebas untuk mengunjungi pangkalan NATO di Konya tapi bukan basis di Incirlik.
“Turki telah menjelaskan bahwa, untuk alasan domestik, tidak dapat menyetujui kunjungan semua anggota parlemen,” kata Gabriel setelah pertemuan tersebut.
“Saya menyesalinya, tapi Turki harus mengerti bahwa untuk alasan politik dalam negeri, kita harus mentransfer tentara Jerman dari Incirlik.”
Cavusoglu mengulangi keprihatinan negaranya tentang sikap Jerman terhadap sejumlah kelompok termasuk PKK dan Gerakan Gulen (FETO), yang oleh Ankara dianggap sebagai teroris. Dia mengatakan Turki dapat mengizinkan kunjungan delegasi Jerman ke Incirlik begitu hubungan antara kedua negara stabil.