Pada awal tahun lalu China melakukan sebuah uji penerbangan varian terbaru dari rudal jarak jauh yang dikenal sebagai DF-5C. Rudal yang mampu membawa 10 hulu ledak ini diyakni akan membuat pergeseran dramatis dalam postur nuklir strategis Beijing.
Rudal ini kemungkinan untuk mengubah permainan di kawasan Asia-Pasifik dalam beberapa tahun mendatang dan mempersempit gap dengan Amerika Serikat dan Rusia.
Tes penerbangan rudal DF-5C dilakukan menggunakan sekitar 10 multiple independently targetable reentry vehicles, atau MIRV. Rudal antar-benua Dongfeng-5C dipecat dari Taiyuan Satellite Launch Centerdi Provinsi Shanxi, dan terbang ke gurun di China barat.
Tes rudal dengan 10 hulu ledak sangat penting karena menunjukkan militer China meningkatkan jumlah hulu ledak di arsenal. Peningkatan dalam arsenal nuklir China bisa mendorong Pentagon untuk meningkatkan perlombaan pembangunan senjata nuklir.
China dilaporkan telah mulai meningkatkan rudal DF-5 mereka dengan beberapa hulu ledak (MIRV), mengacu pada data yang diperoleh oleh intelijen AS. Uji terbang DF-5C menunjukkan China membuat terobosan spektakuler di bidang pengembangan senjata nuklir. Hal ini dapat menyebabkan perubahan radikal dalam permainan geopolitik yang sedang berlangsung di Asia-Pasifik.
Tentara Pembebasan Rakyat China tidak mungkin untuk menggantikan DF-5C dengan rudal antarbenua mobile berbahan bakar padat Dongfeng-41 (DF-41) seperti yang diduga sebelumnya.
DF-5 adalah rudal berbahan bakar cair yang kuat dan beratnya 183 ton. Potensi energinya begitu besar sehingga menyebabkan China menciptakan keluarga peluncuran kendaraan yang didasarkan pada rudal ini. Rudal ini mampu membawa 10 hulu ledak yang akan menjadi cara mengatasi pertahanan rudal balistik Amerika.
Tetapi harus diingat, rudal ini menggunakan peluncur silo, bukan mobil. Selain itu dibutuhkan satu sampai dua jam untuk meluncurkan roket. Hal ini menjadikan rawan dihancurkan sebelum peluncuran.
Sekarang situasi telah berubah. Pertama-tama, DF-5 tidak lagi satu-satunya operator senjata nuklir China yang bisa mencapai wilayah Amerika. DF-31 dan DF-41 juga menimbulkan ancaman. Kedua , China menciptakan sistem peringatan dini rudal balistik [ballistic missile early warning system /BMEWS) dan sistem pertahanan rudal strategis [missile defense MD). ”
Penyebaran sistem BMEWS dan MD bisa memungkinkan Beijing untuk menggunakan rudal ini untuk melakukan counter strike-preemptive melawan musuh.
Kemungkinan Beijing bisa meningkatkan produksi DF-5 mengingat fakta bahwa mereka lebih murah untuk diproduksi dan memiliki layanan lebih lama dari DF-41.
Dengan demikian, tampak ada alasan untuk memperkirakan China akan membuat terobosan spektakuler di tahun-tahun mendatang yang akan membawa kemampuan mereka lebih dekat ke Amerika Serikat dan Rusia dalam hal kemampuan nuklir strategis. Hal ini akan mendorong perubahan radikal dalam aturan permainan di kawasan Asia-Pasifik.
Baca juga:
Dongfeng-41, Senjata Paling Misterius China Akhirnya Terungkap