Korea Utara menyebut uji pencegat rudal balistik AS yang dilakukan beberapa waktu lalu sebagai tindakan provokatif. Tetapi Pyongyang menegaskan hal itu sama sekali tidak akan menghentikan gerak maju mereka.
Juru bicara Pasukan Strategis Tentara Rakyat Korea mengatakan kepada kantor berita KCNA bahwa uji coba pencegat rudal balistik AS yang dilakukan pada Selasa 30 Mei 2017 “hanyalah sebuah provokasi militer yang serius yang menunjukkan secara jelas ambisi liar imperialis AS untuk memicu perang nuklir.”
Dia juga menyebut tes pencegat tersebut sebagai “tindakan berisiko” yang mengindikasikan “persiapan AS untuk melepaskan perang nuklir melawan” Korea Utara. “Langkah bodoh” militer AS tersebut hanya membuktikan bahwa Korea Utara harus “memperkuat kekuatan nuklir untuk membela diri sepenuhnya,” menurut juru bicara tersebut.
Militer AS tidak menyebut target pengujian sebuah “sebuah ICBM dari Korea Utara” atau bahkan menyiratkannya. Seorang pejabat Pentagon yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Stars and Stripes bahwa tes tersebut direncanakan “di tahun-tahun sebelumnya” dan bukan merupakan tanggapan langsung terhadap uji coba balistik balistik Korea Utara.
Tes tersebut diklaim Pentagon sebagai “prestasi luar biasa” yang merupakan “tonggak penting” untuk program anti-rudal.
“Tes ini menunjukkan bahwa kita memiliki pencegat yang cakap dan dapat dipercaya melawan ancaman yang sangat nyata,” kata Kepala Badan Pelaksana Rudal AS, Laksamana James D. Syring dalam sebuah pernyataan.
Korea Utara, bagaimanapun, menolak hasil tes tersebut sebagai penghalang bagi mereka. Menurut juru bicara tersebut hal itu tidak akan mencegah serangan nuklir dari Korea Utara.
“Mereka sekarang menggertak, membual tentang ‘kesuksesan’ dalam ujian dan efisiensi sistem intersepsi rudal. Tapi DPRK menganggapnya sebagai tindakan bodoh yang terdorong rasa putus asa,” kata juru bicara tersebut.
“Upaya pemerintahan Trump untuk perang nuklir hanya akan menjadi awal daratan AS akan berubah menjadi abu.”
Kemampuan Pyongyang untuk “memukul daratan AS” saat ini diragukan, karena semua rudal balistik yang baru diuji mendekati jarak menengah sampai menengah. Rudal terbaru, yang diluncurkan pada 28 Mei, terbang 450 kilometer sebelum mendarat di Laut Jepang, sekitar 300 kilometer dari pantai Jepang.
Pada bulan Mei, Pyongyang mengumumkan bahwa mereka telah berhasil menguji rudal balistik jarak menengah Pukguksong-2 saat sebuah proyektil terdeteksi mendarat di perairan internasional di lepas pantai timur Jepang.
Baca juga: