Rusia memperingatkan bahwa pihaknya berencana untuk memperluas kehadiran militernya di Eropa dan Asia untuk menanggapi tindakan militer Amerika di seluruh dunia.
Duta Besar Rusia untuk NATO, Alexander Grushko, mengatakan bahwa Moskow akan mengambil tindakan untuk melawan penumpukan militer oleh aliansi militer Barat yang dipimpin Amerika di sepanjang perbatasan negaranya di Eropa.
Berdasarkan sebuah rencana yang disponsori Washington, NATO membentuk empat kelompok pertempuran strategis di negara-negara Baltik dan Polandia tahun lalu dan sejak saat itu telah mengerahkan ribuan tentara dan sumber daya militer yang luas untuk mendukung kekuatan pertahanan koalisi multinasional tersebut.

Formasi tersebut telah disambut dengan permusuhan oleh Moskow, yang menganggapnya sebagai tambahan utama bagi infrastruktur pertahanan Amerika yang sudah cukup kuat di sekitar perbatasan Rusia.
Tanpa memberikan rincian spesifik, Grushko mengatakan pada hari Kamis 1 Juni 2017 bahwa Moskow akan melakukan tindakan pembalasan.
“NATO sedang membangun sebuah situasi keamanan militer baru yang tidak dapat kita abaikan, kita harus menggunakan instrumen militer kita sendiri,” kata Grushko di Brussels, sebagaimana dilaporkan Associated Press dan dikutip News Week Sabtu 3 Juni 2017.
NATO dengan cepat mulai mengembangkan kemampuan militernya di Eropa menyusul aneksasi Crimea oleh Rusia pada tahun 2014. Moskow berargumen bahwa langkahnya datang sebagai tanggapan atas pergolakan politik di Ukraina yang mengancam komunitas etnis Rusia, sementara NATO menuduh Rusia secara agresif memperluas kekuasaannya melampaui batas-batas negara.