Pembuat mesin F-35, Pratt and Whitney, mengatakan dapat menyediakan mesin yang lebih irit bahan bakar tetapi memiliki daya dorong yang lebih banyak. Mesin ini diyakini akan memperbaiki kinerja pesawat tempur siluman tersebut.
Pratt dan Whitney, mengklaim dapat mengirimkan mesin pada awal 2020, tentu saja jika Pentagon dan negara-negara lain mau membayar terlebih dahulu untuk pengembangannya.
Mesin baru yang secara tentatif disebut F135 Growth Option 1, dibangun di atas mesin F135 asli dengan teknologi yang dikumpulkan dari program Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Mesinnya akan sesuai untuk tiga varian F-35 baik F-35A, F-35C atau F-35B.
Menurut Defense News Kamis 1 Juni 2017, mesin yang baru ini bisa meningkatkan daya dorong hingga 10 persen dan mengurangi konsumsi bahan bakar hingga 6 persen.
Peningkatan daya dorong bisa membuat pesawat menjadi lebih baik dan lebih mudah merespons ancaman baru, sementara konsumsi bahan bakar berkurang akan meningkatkan jangkauan jet.
F-35A memiliki jangkauan 1200 mil laut dengan bahan bakar internal, sementara F-35B memiliki 900 mil laut, dan F-35C memiliki jarak tempuh 1.400 mil laut. Penurunan konsumsi bahan bakar enam persen bisa menambah jarak hingga 72 mil pada kisaran F-35A.
Pratt dan Whitney mengatakan Growth Option 1 juga akan “cost neutral”, artinya jika dikembangkan, harganya akan sama dengan mesin F-35 yang ada. Namun untuk biaya pengembangan harus ditanggung Washington dan mitra lainnya seperti Belanda, Norwegia, Turki, Inggris, Jepang, dan lain-lain.
Baca juga:
Terlalu Bising, Kru F-35 Harus Gunakan Headseats Seharga Rp70 Juta