AS Pernah Gunakan Guns N ‘Roses untuk Memburu Diktator Panama
Manuel Noriega tahun 1988

AS Pernah Gunakan Guns N ‘Roses untuk Memburu Diktator Panama

Militer Amerika Serikat menyerang Panama pada bulan Desember 1989. Amerika ingin menangkap  diktator negara, Manuel Noriega.  Ketika dia dengan cepat kehabisan pilihan, Noriega berlindung di Kedutaan Besar Vatikan di Panama City.

Karena aturan diplomatik, pasukan Amerika tidak bisa masuk kedutaan. Lantas mereka merancang strategi aneh untuk menarik keluar Noriega, yang meninggal pada hari Senin 29 Mei 2017 lalu pada usia 83 tahun.

Sebagaimana dilaporkan National Public Radio Selasa 30 Mei 2017, rencana yang disusun adalah dengan menggunakan music rock dan heavymetal serta sedikit balada. Musik diputar di luar kedutaan dengan volume yang memekakkan telinga berhari-hari.

Militer Amerika  meluncurkan operasi ke Panama pada 20 Desember 1989, untuk menangkap Noriega, yang pernah menjadi sekutu Washington. Namun Noriega kemudian dituduh terlibat dalam perdagangan narkoba.

Militer AS di luar Kedutaan Vatikan di Panama

Setelah beberapa hari dalam pelarian, Noriega diizinkan memasuki Kedutaan Besar Vatikan pada malam Natal. Dan pada Hari Natal, stasiun radio hanya menyiarkan musik natal termasuk Radio militer Amerika untuk Amerika Tengah, yang dikenal sebagai Jaringan Komando Selatan.

Tetapi setelah itu militer Amerika meminta kepada radio untuk memutar lagu-lagu rock yang kemudian dihubungkan dengan speaker yang ditempatkan di sekitar kedutaan.

Jenderal A. Maxwell “Mad Max” Thurman telah memerintahkan apa yang disebut sebagai “barigade musik” di sekeliling Kedutaan Besar Vatikan dan menggunakan volume penuh.

Lagu-lagu yang diputar antara lain “Give It Up,” milik K.C. Dan The Sunshine Band, “No More Mister Nice Guy,” oleh Alice Cooper, dan “Paranoid” oleh Black Sabbath. Tentu saja yang paling favorit adalah “Welcome to the Jungle,” milik Guns N ‘Roses, “Wanted Dead or Alive,” oleh Bon Jovi, dan “The End” oleh The Doors.

Noriega yang dikenal sangat suka opera juga harus mendengarkan lagu “Panama,” dari Van Halen, “Danger Zone,” dari Kenny Loggins, dan “Refugee,” yang dinyanyikan Tom Petty.

Dan harus ingat, ini adalah tahun 80-an. Jadi orang kuat ini juga disuguhi dengan suara Rick Astley yang melantunkan “Never Gonna Give You Up.”

Tidak semua orang senang dengan pendekatan ini, termasuk Gedung Putih, hingga serangan music dihentikan setelah beberapa hari. Penasihat keamanan Presiden George H.W. Bush, Brent Scowcroft, mengatakan setelah itu bahwa menurutnya penggunaan musik bervolume tinggi itu “tidak bermartabat.”

Pada tanggal 3 Januari 1990, Noriega menyerah kepada pasukan Amerika. Noriega diterbangkan ke Miami, diadili dan dihukum karena perdagangan narkoba, dan menghabiskan hampir dua dasawarsa di penjara Amerika.

Baca juga:

Dari Burung Onta Hingga Musashi, 4 Kejadian Aneh di Dunia Militer