HMS Queen Elizabeth Harus ‘Merunduk’ Saat Melintas Jembatan  Forth

HMS Queen Elizabeth Harus ‘Merunduk’ Saat Melintas Jembatan  Forth

Kapal induk baru Angkatan Laut Inggris  HMS Queen Elizabeth, siap meninggalkan galangan kapal  dan berangkat untuk uji coba laut.  Tetapi kapal raksasa ini masih menghadapi satu hambatan yakni bagaimana melintas jembatan Forth.

Pembangunan Queen Elizabeth HMS, dan adiknya Prince  Wales telah menjadi usaha yang monumental. Dalam 10 tahun terakhir sekitar 10.000 pekerja  terlibat dalam menyusun puzzle seberat 65.000 ton ini.

Potongan kapal dibuat di galangan kapal Appledore di Devon dan Portsmouth dan kemudian dibawa  ke Rosyth di Skotlandia, tempat mereka disatukan.

Sekarang kapal sudah lengkap dan siap untuk dibawa ke laut tapi satu hambatan terakhir menghalangi jalan adalah Bridge Forth.

Rosyth berada di hulu jembatan dan harus menunggu air surut sebelum bisa lewat di bawah jembatan terbesar di dunia, yang dikenal sebagai Goliat untuk meninggalkan galangan.

Forth Bridge

Tapi menunggu air surut tetap tidak akan cukup karena titik tertinggi kapal, tiang tiang, tidak tetap akan membentur  jembatan meski air surut.

Untunglah arsitek angkatan laut  merancang kapal dengan tiang khusus yang bisa dilipat ke samping, sehingga bisa melewati di bawah jembatan.

Meski ini hanya masalah beberapa meter saja  pengamat di tepian Firth of Forth mungkin akan menahan napas untuk memastikan kapal bisa melintas dengan aman. Tiang tiang berisi peralatan komunikasi penting memang harus tinggi di atas dek kapal.

Dek Queen Elizabeth

Awal tahun ini, Menteri Pertahanan Michael Fallon mengatakan: “Sudah menjadi niat kami agar Queen Elizabeth diterima di Angkatan Laut Kerajaan sebelum akhir tahun ini. Kami tidak memberikan tanggal tertentu kapan uji coba laut kemungkinan akan dimulai. .

“Queen Elizabeth akan memulai uji coba laut saat dia siap melakukannya.”

Kapal induk ini dibangun Aircraft Carrier Alliance, sebuah konsorsium  yang terdiri dari Babcock, BAE Systems, Cammell Laird dan A & P Tyn.

“Kami akan menguji kapal dan sistem misinya dan kemudian akan memulai debutnya di Portsmouth pada tahun ini. Percobaan terbang akan berlangsung tahun depan dan pada 2019 dan kapal tersebut akan mulai beroperasi dengan Angkatan Laut pada tahun 2020,” Kate Taylor , Juru bicara BAE Systems,  sebagaimana dilansir Sputnik Selasa 30  Mei 2017.

Kapten Jerry Kyd, yang akan menjadi komandan HMS Queen Elizabeth, mengatakan tahun lalu bahwa dia ingin melihat pesawat tempur AS ditempatkan di kapal selama setidaknya sembilan bulan setelah mulai beroperasi.

Baca juga:

https://www.jejaktapak.com/2014/07/06/hms-queen-elizabeth-setara-10-236-gajah-afrika-bisa-menampung-4-jumbo-jet/