Ketakutan Pada Rusia dan Mobilisasi Total di Baltik

Ketakutan Pada Rusia dan Mobilisasi Total di Baltik

Latvia, seperti dua negara Baltik lainnya, tidak hanya menghabiskan lebih banyak uang untuk pertahanan tetapi juga menerapkan banyak reformasi dalam upaya untuk mengatasi kembalinya ancaman militer Rusia. Fakta bahwa  ketiga negara Baltik itu jauh lebih kecil dibandingkan dengan Rusia menjadikan mereka membutuhkan  beberapa pemikiran baru tentang bagaimana untuk melawan Rusia.

Menyadari situasi ini sebagian besar orang  Latvia  menerima kebijakan “mobilisasi total” yang  memberi lebih banyak kesempatan bagi semua warga negara untuk berpartisipasi.  Negara ini tidak  akan menghidupkan kembali wajib militer namun sejauh ini telah ada kemauan yang cukup oleh orang-orang usia militer (dan banyak perempuan) untuk bergabung atau mendukung militer part-time.

Sekarang ada program sukarela di sekolah menengah di mana siswa dapat menerima pelatihan militer dasar. Negara-negara lain telah menemukan bahwa program seperti ini memungkinkan banyak calon potensial untuk melihat apakah mereka memiliki bakat dan minat dalam hal semacam ini.

Militer juga sedang membangun program pelatihyan musim panas  di mana para siswa dapat menjadi sukarelawan selama beberapa minggu (atau lebih). Sekarang ada uang untuk unit Garda Nasional  melakukan pelatihan yang bisa mahal seperti untuk mendapatkan kayu dan bahan lainnya secara lokal untuk membangun rintangan dan fasilitas lain.

Juga ada  lebih banyak uang untuk tentara paruh waktu untuk mempraktekkan keahlian menembak mereka dan menggunakan berbagai senjata  seperti granat, mortir, roket anti-tank dan bahan peledak pada umumnya.

Seperti dua negara Baltik lainnya Latvia adalah negara kecil yang hanya memiliki  populasi dua juta dan 61 persen di antaranya adalah etnis Latvia sementara 25 persen adalah etnis Rusia. Belanja pertahanan hanya setengah miliar dolar setahun (1,7 persen dari PDB). Latvia, seperti negara Baltik  lainnya berencana untuk meningkatkan belanja pertahanan menjadi dua persen dari PDB pada akhir dekade ini namun jika itu terjadi tetap saja jumlahnya tidak banyakj.

Angkatan bersenjata Latvia saat ini cukup kecil dengan hanya  4.600 tentara yang bertugas aktif dan 8.400 di Garda Nasional. Banyak tentara yang menyelesaikan masa jabatan aktif bergabung dengan 12.000 pasukan cadangan  dan banyak juga bergabung dengan Garda Nasional.

Militer Latvia sangat mirip dengan apa yang dimiliki Swedia, Swiss dan Israel. Sejumlah kecil pasukan tetap ada di sana terutama untuk melatih dan mendukung 20.000 personil paruh waktu.

Garda Nasional Latvia mirip Garda Nasional Amerika karena  mencurahkan banyak pelatihan dan organisasinya untuk menghadapi keadaan darurat  seperti bencana alam atau lainnya.

Tetapi personel Latvia dipersenjatai dan meningkatkan keterampilan militer mereka dengan antusias. Ini semua karena mereka merasa ada  ancaman Rusia.

Sejak Latvia bergabung dengan NATO pada tahun 2004, mereka memiliki banyak kesempatan untuk menguji sistem mereka dengan memobilisasi unit cadangan dan Garda Nasional lebih sering untuk pelatihan, seringkali dengan pasukan NATO lainnya.

Karena Latvia menjadi sukarelawan pada tahun 2005, mereka tidak memiliki masalah untuk membawa pasukan pergi ke luar negeri dalam tugas pemeliharaan perdamaian. Sementara Estonia dan Lithuania telah menghidupkan kembali wajib militer dan Latvia akan memantaunya apakah juga bisa dilakukan di Latvia.

Ada juga lebih banyak berbagi gagasan dengan negara-negara Baltik lainnya. Misalnya pada akhir 2016 tetangga Lithuania mengeluarkan buku 75 halaman yang berisi  bagaimana cara bertahan ketika terjadi pendudukan Rusia yang dibagikan untuk warganya.  Buku tersebut berjudul “Bersiaplah untuk bertahan menghadapi keadaan darurat dan perang.”

Ketiga negara Baltik memiliki banyak pengalaman dengan diserang dan diduduki oleh Rusia dan ingin mengingatkan warganya bahwa mereka akan  berhasil melawan, terutama sekarang, ketika  negara-negara Baltik memiliki perjanjian pertahanan bersama dengan Amerika Serikat dan  NATO.

Buku panduan yang dibagikan  memberikan tip untuk menghadapi  Rusia serta memberi petunjuk bagaimana berperilaku saat berhadapan dengan penjajah sekaligus memata-matai kekuatan mereka.

Manual ini memberikan ilustrasi dan deskripsi tentang senjata Rusia dan rincian bagaimana Rusia menggunakan polisi rahasia, informan lokal dan pasukan operasi khusus untuk mencoba dan mengendalikan populasi yang diduduki.

Manual ini juga menunjukkan bahwa Rusia akan mengirim agen (atau mengaktifkan yang telah direkrut) sebelum melakukan invasi dan memberikan tip  bagaimana mendeteksi keberadaan agen ini, terutama dalam persiapan untuk invasi yang akan segera terjadi.

Latvia tidak sendiri dalam melakukan hal semacam ini. Sejak Uni Soviet runtuh banyak tetangga Rusia telah ketakutan  akan kebangkitan kembali agresi  Rusia.

Pada tahun 2004, Bulgaria, Estonia, Latvia, Lithuania, Rumania, Slowakia dan Slovenia bergabung dengan NATO. Rusia tidak menyukai ini, karena kebijakan Rusia sejak tahun 1945 telah menetapkan negara-negara “penyangga”  di antara wilayah Rusia dan wilayah Barat

Baca juga:

Bukan Latihan, Tapi Siap Tempur, 4.000 Tentara NATO Segera ke Baltik