Turki, yang menghentikan sekelompok anggota parlemen Jerman untuk mengunjungi pasukan Bundeswehr di pangkalan udara Incirlik awal bulan ini, mungkin akan mengizinkan para deputi tersebut, kata Presiden Turki Erdogan.
Turki bersedia untuk membahas kemungkinan anggota parlemen Jerman untuk bisa mengunjungi pangkalan udara Incirlik di mana sekitar 260 tentara Jerman ditempatkan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavosoglu akan membahas masalah ini dengan mitranya dari Jerman Sigmar Gabriel.
“Ada orang-orang yang secara terbuka mendukung teroris di antara anggota parlemen Jerman. Kami menyatakan bahwa beberapa orang yang secara terbuka mendukung teroris dan mereka tidak akan disambut. Saat ini, menteri luar negeri kami akan membahas masalah ini satu sama lain dan kami akan mengambil sebuah langkah yang sesuai, “kata Erdogan sebagaimana dikutip koran Turki Hurriyet Jumat 26 Mei 2017.
Sekelompok anggota Bundestag Jerman dijadwalkan untuk mengunjungi pangkalan udara Incirlik pada 15 Mei lalu, namun sehari sebelum kunjungan mereka diberitahu tidak diberi izin dari pihak berwenang Turki.
Keputusan Ankara adalah tanggapan terhadap berita awal bulan ini yang menyebutkan beberapa tentara Turki yang mengajukan permohonan suaka di Jerman setelah kudeta militer gagal Juli lalu telah disetujui permohonan mereka.
Ratusan diplomat dan tentara telah mengajukan permohonan suaka di Jerman karena pembersihan besar-besaran pemerintah Erdogan terhadap pendukung pendukung Fethullah Gulen.
Sumber tidak resmi di Kantor Federal untuk Migrasi dan Pengungsi Jerman mengatakan kepada jaringan berita Jerman Sueddeutsche Zeitung, bahwa pihak imigrasi telah menunggu hasil referendum konstitusi baru-baru ini sebelum mengambil keputusan.
Penolakan Ankara terhadap para anggota parleman Jerman bukan kali ini saja. Tahun lalu Ralf Brauksiepe, Sekretaris Parlemen di Kementerian Pertahanan, juga tidak diizinkan mengunjungi pangkalan tersebut setelah Bundestag Jerman mengeluarkan sebuah resolusi yang mengakui Genosida Armenia tahun 1915.
Setelah insiden terakhir, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan bahwa mereka tidak dapat menerima bahwa politisi tersebut tidak diizinkan untuk mengunjungi markas tersebut.
“Tidak masuk akal untuk takut setiap kali deputi ingin pergi ke sana,” kata Merkel, sebagaimana dilaporkan Der Spiegel.
Sebagai hasil dari perselisihan tersebut, Jerman mempertimbangkan untuk memindahkan kontingen militernya dari Incirlik, di mana beberapa jet Tornado Jerman dan pesawat tanker mengambil bagian dalam operasi anti-ISIS.
Menteri Pertahanan Ursula von der Leyen, yang mengunjungi pangkalan udara Al Azraq Jordan pekan lalu dan mengatakan bahwa Yordania dan Siprus adalah tempat yang memungkinkan untuk menempatkan kekuatan militer mereka.
Turki pun menanggapinya dengan santai. “Jika mereka ingin pergi, itu urusan mereka, dan kami tidak akan mengemis,” kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu.
Baca juga: