Akhir Perang Dingin dan Perang Global Teror telah menghentikan pengembangan rudal anti-kapal di Barat. Padahal sebelumnya senjata ini berkembang pesat dengan berbagai inovasi.
Amerika dan sejumlah negara lain kemudian fokus pada operasi darat di Timur Tengah dan Asia Tengah dan menjadikan angkatan laut Barat kurang relevansi dalam pertempuran.
Akibatnya, angkatan laut mengadopsi penekanan terhadap pendukung pasukan darat dan beroperasi di zona pesisir. Perang kapal ke kapal perang dikurangi menjadi penghancur 9.000 ton menghadapi kapl bajak laut seberat 2 ton.
Tetapi meningkatnya ketegangan dengan China dan Rusia membuat perang angkatan laut dan kapal ke kapal akan kembali menjadi potensi. Dengan demikian kebutuhan untuk menjangkau dan menenggelamkan kapal musuh menjadi penting.
Sebuah rudal anti-kapal atau anti-ship missiles (ASM) generasi baru kembali menjadi kebutuhan dan pembangunannya kembali menjadi prioritas. Siluman, supersonik dan otonom, rudal ini mahir menghindari pertahanan dan berburu kapal individu. Dan inilah enam rudal anti-kapal yang paling mematikan dalam sejarah