Kapten Scott O’Grady seorang pilot Angkatan Udara AS bergabung untuk menegakkan zona larangan terbang di atas Bosnia utara pada tanggal 2 Juni 1995, ketika sebuah rudal permukaan ke udara mengantam F-16 yang dia gunakan.
Dengan pesawat rusak parah O’Grady dengan cepat menggerakkan tangannya di antara lutut dan meraih pegangan kursi lontarnya. Sebuah ledakan keras terdengar ketika kanopi pesawat terlempar dan sepersekian detik kemudian O’Grady melesat ke udara bersama bersama tempat duduknya.
Segera setelah itu, parasut mengembang, seperti 90 persen dari pilot yang dipaksa untuk mengeluarkan dari pesawat mereka, O’Grady selamat dalam proses pelontaran diri dari F-16.
Setelah enam hari harus berjuang menghindari penangkapan dan makan serangga untuk bertahan hidup, O’Grady diselamatkan.
Melontarkan diri dari pesawat yang bergerak dengan kecepatan melebihi kecepatan suara (mach 1: 750 mil per jam / kpj 1207) bukanlah pekerjaan tanpa risiko.
Bahkan bisa sangat berbahaya. Kekuatan melesat pada kecepatan yang bisa mencapai lebih dari 20 G – satu G adalah gaya gravitasi bumi. Pada 20 G, pilot mengalami gaya sebesar 20 kali berat tubuhnya, yang dapat menyebabkan cedera parah dan bahkan kematian.
Kebanyakan pesawat militer, pesawat penelitian NASA dan beberapa pesawat komersial kecil yang dilengkapi dengan kursi ejeksi untuk memungkinkan pilot untuk melontarkan diri keluar pesawat jika terjadi keadaan darurat.
Tetapi bagaimana sebenarnya kursi ini bekerja? Mari kita bahas satu persatu.
Comments are closed.