Sebuah pesawat tempur Rusia kembali dituduh oleh Amerika melakukan pencegatan “tidak profesional”. Kali ini pencegatan dialami sebuah pesawat tanker KC-10 AS saat terbang di langit di atas Suriah.
Seorang pejabat militer Amerika, Letnan Jenderal Jeffrey Harrigian mengatakan kepada CNN Rabu 24 Mei 2017 insiden tersebut terjadi sekitar dua minggu yang lalu. Dia mengatakan jet tempur Rusia melakukan manuver “barrel roll” di atas pesawat AS. Pejabat tersebut menambahkan bahwa AS menilai pilot tersebut bertindak atas inisiatifnya sendiri dalam melakukan aksinya.
Harrigian, yang mengawasi pasukan udara AS di wilayah tersebut, mengatakan bahwa Rusia telah meminta maaf atas insiden tersebut setelah koalisi mengkomunikasikan ketidaksenangannya tentang tindakan yang tidak profesional.
Harrigian mengatakan ini adalah satu-satunya kejadian dalam beberapa bulan terakhir dimana ada masalah. “Kami telah menemukan cara untuk menghilangkan konflik dengan tepat agar kami dapat melanjutkan misi kami,” kata Harrigian.
“Saya pikir penting untuk menyoroti bahwa orang-orang Rusia memahami apa yang sedang kita coba lakukan.”
Insiden tersebut terjadi menurut Harrigian saat upaya de-confliction dengan Rusia telah meningkat seiring “wilayah udara yang lebih ketat” dan perlu menghindari “kesalahan perhitungan strategis” di Suriah.

Meski menargetkan kelompok yang berbeda di lapangan, pesawat koalisi pimpinan-AS, Rusia dan rezim Suriah baru-baru ini mendapati diri mereka beroperasi di tempat yang semakin dekat di Suriah timur karena pertempuran di lapangan telah meningkat.
Militer Amerika dilarang oleh undang-undang untuk berkoordinasi langsung dengan militer Rusia, namun mengingat peningkatan kecepatan dan skala operasi militer di Suriah, Amerika dan Rusia telah mencari cara untuk memastikan bahwa personel mereka tidak menjadi sasaran kesalahan, membuat sebuah zona “de-confliction” yang akan menggambarkan area operasi untuk koalisi dan pasukan Rusia.
“Saya selalu sadar akan kebutuhan untuk menghindari tindakan yang bisa mengakibatkan kesalahan perhitungan yang strategis,” kata Harrigian kepada wartawan melalui video teleconference dengan wartawan dari Baghdad.
Jenderal bintang tiga tersebut juga mengakui bahwa dia secara pribadi telah mengujicobakan sebuah jet tempur F-22 di Suriah sebagai bagian dari upaya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang apa yang dia sebut “lingkungan dinamis dan kompleks untuk operasi udara.”
Baca juga:
https://www.jejaktapak.com/2016/10/10/10-serangan-udara-paling-menghancurkan/