Korea Selatan secara resmi telah memutuskan untuk menggunakan beberapa dukungan teknologi dari Israel untuk pengembangan sistem radar program jet tempur KF-X/IF-X.
Defense Acquisition Program Administration (DAPA) Korea Selatan mengatakan Agency for Defense Development (ADD) menandatangani sebuah kontrak dengan sebuah perusahaan pertahanan Israel untuk menguji radar active electronically scanned array yang sedang dikembangkan oleh perusahaan Korea Selatan.
“Ini tentang dukungan teknologi terkait uji coba prototipe radar, bukan pengembangan itu sendiri,” kata DAPA sebagaimana dikutip Korea Herald dari Yonhap Rabu 24 Mei 2017.
Badan tersebut tidak akan mengungkapkan nilai kontrak dengan Elta, sementara seorang pejabat industri mengatakan nilainya sekitar US$ 35,5 juta.
Membutuhkan teknologi canggih untuk menguji sistem radar AESA dan mengintegrasikannya dengan pesawat terbang.
Pernyataan DAPA tersebut menyusul sebuah laporan bahwa ADD telah meninggalkan upaya untuk mengembangkan radar sendiri meski memiliki kemitraan dengan perusahaan pertahanan setempat.
Pada 2016, ADD memilih Hanwha Thales, sebuah perusahaan pertahanan setempat kemudian mengganti nama Hanwha Systems, sebagai penawar preferensial untuk pengembangan radar. Hanhwa mengalahkan rival domestiknya LIG Nex1 dalam kompetisi kontroversial tersebut.
ADD sebelumnya mengatakan bahwa mereka dapat mencari bantuan dari luar jika Hanhwa terhenti dalam mengembangkan sistem radar canggih seperti yang digunakan oleh jet tempur Korea Selatan.
Korea Selatan meluncurkan proyek KF-X pada tahun 2015 bersama Indonesia untuk memproduksi lebih dari 120 jet tempur baru menggantikan armada jet F-4 dan F-5 yang telah tua. Sementara Indonesia rencananya akan membeli setidaknya 50 pesawat
Pembangunan enam jet prototip dijadwalkan dimulai pada bulan Juli tahun depan dan produksi direncanakan pada 2026.
Baca juga:
Diliputi Sejumlah Kekhawatiran, Pengembangan KF-X/IF-X Resmi Dimulai