Jet tempur generasi kelima China J-20 harus diakui mengejutkan banyak pihak karena kecepatan dalam pengembangannya. Pesawat ini dengan cepat matang selama setengah dekade terakhir, dengan beberapa laporan jet mungkin telah mencapai kemampuan operasional awal yang terbatas.
Terlepas dari berbagai kritik, prestasi China ini tidak bisa dianggap remeh dan apapun hasilnya J-20 jelas akan menjadikan perencana militer negara lain harus membuat perhitungan tersendiri ketika menghadapi pesawat ini.
Jet tempur ini juga merupakan lompatan besar dalam kemampuan kedirgantaraan dan manufaktur pesawat China dan masih menyimpan banyak misteri yang mungkin akan terus mengejutkan banyak pihak.
Bagaimana China mampu mengembangkan jet tempur ini dengan sangat cepat? Salah satunya terjawab setelah muncul sebuah gambar yang menunjukkan mereka menggunakan cara barat dalam membangun pesawat. Mereka menggunakan pesawat pengganti untuk bertindak sebagai pesawat tes terbang untuk menguji teknologi yang akan digunakan di pesawat tempur generasi kelima mereka.

Pesawat ini dimodifikasi dari Tupolev Tu-204C buatan Rusia dan terlihat seperti klon Boeing 757-200 yang dijadikan testbed avionik F-22 dan dikenal sebagai “The Catfish” karena profil hidung yang unik seperti ikan lele dan sangat dimodifikasi. Catfish telah bekerja selama hampir dua dekade untuk menguji dan menyempurnakan suite avionik F-22.

Pesawat ini memiliki tidak hanya memiliki profil hidung ikonik dari Raptor, tetapi juga sayap menyapu pesawat, di mana antena conformal dibenamkan. Di dalam pesawat, workstation komputer, rak server dan bahkan kokpit F-22 memungkinkan untuk diuji dalam kondisi terbang yang nyata, termasuk menciptakan skenario taktis untuk pilot F-22. Pesawat ini kemudian juga digunakan untuk pengujian teknologi F-35.
Dengan munculnya gambar ini menunjukkan perusahaan kedirgantaraan China yang terlibat dengan pengembangan J-20 memilih untuk mengambil rute yang hampir sama, dan sangat terbukti, untuk mengembangkan J-20 suite avionik terintegrasi.