Site icon

Venezuela Punya 5.000 S-24 Igla-S, Amerika Cemas

Venezuela secara mengejutkan memiliki 5.000 senjata rudal bahu buatan Rusia yang menjadi persediaan terbesar di Amerika Latin dan menjadi sumber kekhawatiran bagi pejabat Amerika di tengah gejolak negara tersebut.

Menuru dokumen militer yang dilihat Reuters Senin 22 Mei 2017 pemerintahan sosialis Venezuela telah lama menggunakan ancaman invasi  Amerika Serikat untuk membenarkan penumpukan senjata. Sebagian besar gudang senjata tersebut diperoleh dari Rusia oleh Presiden Venezuela Hugo Chavez, yang masa jabatannya berlangsung dari tahun 1999 sampai kematiannya pada tahun 2013.

Rudal panggul  dan bisa dioperasikan oleh satu orang, merupakan ancaman serius bagi pesawat komersial dan militer. Pakar senjata mengatakan bahwa telah lama ada kekhawatiran bahwa senjata tersebut dapat dicuri, dijual atau disalurkan ke tangan yang salah. Kekhawiran semakin besar dengan adanya kerusuhan sipil yang saat ini terjadi di Venezuela dan krisis ekonomi yang mengguncang negara penghasil minyak tersebut.

Menurut sebuah presentasi militer Venezuela yang dilihat oleh Reuters, negara Amerika Selatan memiliki 5.000 rudal Man-Portable Air-Defense System (MANPADS) SA-24 yang juga dikenal sebagai Igla-S.

Dokumen yang dilihat oleh Reuters memberikan jumlah terlengkap sampai ukuran dan stok senjata yang ada saat ini.  Pejabat pemerintah Venezuela dan militer tidak menanggapi permintaan komentar tentang laporan tersebut.

Pertama kali dikerahkan oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet pada tahun 1960an, rudal  bahu ini telah menjadi populer di kalangan kelompok pemberontak di seluruh dunia karena portabel, efektif dan relatif mudah dioperasikan.

Amerika selama bertahun-tahun telah mendanai upaya untuk menghancurkan stok MANPADS di wilayah yang tidak stabil karena kekhawatiran  senjata akan sampai ke tangan kelompok militan. Beberapa rudal yang belum ditemukan di Libya setelah kematian Muammar Gaddafi pada tahun 2011, misalnya, diyakini telah berhasil sampai ke bagian Timur Tengah lainnya.

Direktur CIA Central Center (CIA) Mike Pompeo mengungkapkan kekhawatirannya tentang rudal Venezuela pada persidangan Senat awal bulan ini, meskipun dia  tidak memiliki bukti bahwa transfer senjata telah dilakukan.

“Risiko ini sangat nyata dan serius  untuk Amerika Selatan dan Amerika Tengah selain hanya di Venezuela,” kata Pompeo. “Situasi di Venezuela terus memburuk. (Presiden Venezuela Nicolas) Maduro semakin hari semakin putus.”

Pemerintah Venezuela telah menggunakan ancaman Amerika untuk memperkuat militernya. Beberapa pakar intelijen menyebut tuduhan tersebut dibesar-besarkan.

Yang pasti adalah bahwa Venezuela adalah rumah bagi perdagangan senjata gelap yang berkembang pesat. Pistol, senapan, senapan mesin, bahkan granat mudah didapat di pasar gelap dan di penjara yang terkenal dengan kekerasan. Sering ada laporan aparat militer dan polisi mencuri senjata.

Kolombia di masa lalu menuduh Caracas mempersenjatai gerilyawan dengan segala macam persenjataan. Pejabat di negara tetangga Brazil telah menyuarakan kekhawatiran bahwa gerombolan narkoba lokal dapat memperoleh senjata militer dari Venezuela, yang telah diguncang oleh demonstrasi anti-pemerintah selama tujuh minggu.

Seorang mantan jenderal dan menteri senior Venezuela, yang meminta tidak disebutkan namanya karena kepekaan informasi tersebut, mengatakan kepada Reuters bahwa rudal-rudal MANPADS dipegang terutama di pantai karena kekhawatiran  terhadap serangan Amerika.

Dia mengatakan kepada Reuters bahwa Venezuela juga memiliki 1.500 peluncur roket yang merupakan dasar operasi rudal.

Rudal ManPADS Venezuela, mirip dengan sistem Stinger AS, dibeli menjelang akhir pemerintahan Chavez. Mantan penerjun payung itu sempat digulingkan dalam kudeta tahun 2002 yang didukung oleh Amerika Serikat.

Baca juga:

Melihat Kemampuan 9K333 Verba, MANPADS Generasi Terbaru Rusia

Exit mobile version