Rusia kini sedang gencar untuk membangun kembali kembali payung udara era Uni Soviet dengan mengajak sejumlah engara Eurosia. Komandan Pasukan Dirgantara Rusia Kolonel Viktor Bondarev mengatakan bahwa pembentukan sistem pertahanan udara regional bersama ini akan memberi kesempatan bagus untuk memperkuat pertahanan udara bersama di wilayah tersebut.
Dalam sebuah wawancara dengan Krasnaya Zvezda (‘Red Star’), surat kabar resmi Kementerian Pertahanan Rusia yang dikutip Sputnik Senin 22 Mei 2017, Bondarev, yang juga menjabat sebagai ketua komite koordinasi Sistem Pertahanan Udara Commonwealth of Independent (CIS), mengatakan pertahanan bersama ini akan secara signifikansi memperluas struktur pertahanan udara regional.
“Di satu sisi, penciptaan sistem regional terpadu mendorong pengembangan lebih lanjut dari Sistem Pertahanan Udara Joint CIS, dan di sisi lain, ini memberikan kesempatan yang sangat baik untuk memperkuat pertahanan udara dalam arah geopolitik ini,” kata Bondarev.
Bondarev menjelaskan bahwa anggota Collective Security Treaty Organization (CSTO) Rusia, Armenia, Belarus dan Kazakhstan telah bekerja dan menandatangani kesepakatan untuk memperbaiki kerjasama di dalam sistem pertahanan Udara Bersama CIS, dan memperbaiki organisasi dan sistem koordinasi.
“Pada saat ini, pekerjaan sedang dilakukan untuk implementasi praktis dari kesepakatan ini. Kesepakatan serupa telah dikembangkan dengan Kyrgyzstan dan Tajikistan, dan saat ini mereka sedang menjalani prosedur untuk persetujuan antar departemen,” Bondarev menambahkan.
Perwira senior tersebut menekankan bahwa perhatian yang sangat besar diberikan pada kerjasama militer-teknis yang diperluas yang dalam rangka Joint CIS Air Defense System.
Secara khusus, Bondarev menjelaskan bahwa langkah utama dari langkah-langkah ini termasuk penyediaan sistem rudal anti-pesawat terbang ke Kazakhstan, penyediaan sistem komunikasi modern ke Kyrgyzstan, penyediaan teknologi rudal pesawat terbang dan anti-pesawat terbang ke Tajikistan, dan pasokan cadangan dan peralatan untuk peralatan pertahanan udara di Armenia dan Belarusia.
Selama dua dekade, anggota Joint CIS Air Defense System telah mengambil bagian dalam belasan latihan pertahanan udara bersama dan permainan perang yang melibatkan jet tempur, pembom, penerbangan jarak jauh, helikopter serang, radar surveillance dan sistem peringatan dini, juga unit rudal anti-pesawat terbang dan pasukan pertahanan radioelektronik.
Bondarev mengungkapkan bahwa saat ini, aset Joint CIS Air Defense System mencakup 19 unit penerbangan, 38 unit pasukan rudal anti-pesawat, 15 unit pasukan radar radio, 9 brigade pertahanan udara, dan tiga unit pasukan perang radioelektronik.
“Komposisi kekuatan dan sumber daya yang ada sudah cukup untuk berhasil menyelesaikan tugas pertahanan udara, namun akan ditingkatkan jika perlu,” kata perwira senior tersebut.
Bondarev juga menunjukkan bahwa pelatihan spesialis untuk sistem pertahanan udara terpadu sedang dilakukan di Akademi Pertahanan Udara dan Ruang Angkasa Zhukov di kota Tver Rusia. Di sana, para spesialis dari negara peserta mendapat pelatihan lanjutan sesuai standar terpadu.
Baca juga: