GBU-43/B Massive Ordnance Air Blast (MOAB), bom konvensional terbesar milik Amerika yang dijatuhkan ke Afghanistan beberapa waktu lalu kini akan memiliki anak. Insinyur di Laboratorium Penelitian Angkatan Udara sedang mengembangkan bayi dari senjata yang juga dikenal sebagai “the Mother Of All Bombs” tersebut.
Bo mini akan menggunakan bahan peledak yang lebih ramping dan lebih modular dengan cetakan 3-D “Kami telah mengerjakan pencetakan [amunisi] selama lima hingga 10 tahun terakhir,” kata John Corley dari Angkatan Udara sebagaimana dilaporkan Defense Tech Senin 22 Mei 2017.
Corley mengatakan kepada wartawan bahwa bom tersebut dirancang untuk membuat “efek yang dapat dipilih”.
“Pada hari tertentu Anda mungkin menginginkan senjata yang memberi jejak ledakan kecil, atau jejak yang besar, dan sekarang kita bisa mengendalikan ini tingginya ledakan,” katanya. Bom itu sendiri masih diperkirakan beberapa tahun lagi untuk bisa produksi.
Pentagon telah menerapkan teknologi pembuatan aditif untuk membangun senjata lain, seperti peluncur granat RAMBO.
Baca juga:
Penggunaan Bom Terbesar di Afghanistan Tidak Efektif dan Menyedihkan