Mungkinkah SA-7 Yang Menembak F-15 Arab?
SA-7

Mungkinkah SA-7 Yang Menembak F-15 Arab?

Keberhasilan Houthi Yaman menembak jatuh jet tempur F-15 semakin menunjukkan wilayah udara di negara tersebut tidak bisa dianggap main-main. Telah lama muncul kabar kelompok tersebut memiliki sistem pertahanan udara, khususnya rudal antipesawat yang didapat dari peninggalan pemerintah sebelumnya.

Sebenarnya bukan kali ini saja jet tempur koalisi pimpinan Arab Saudi diserang rudal permukaan ke udara. Sebuah jet tempur Mirage angkatan udara Uni Emirat Arab (UEA) pada 14 Maret 2016 jatuh menabrak gunung di  luar kota pelabuhan selatan Aden.

Pihak berwenang memang mengklaim pesawat itu jatuh karena kerusakan teknis, namun sejumlah sumber yang dikutip surat kabar The Independent kala itu mengatakan jet itu sebenarnya ditembak jatuh dengan rudal.

Sebelum itu sebuah jet koalisi juga jatuh dalam kampanye Yaman. Pada akhir Desember F-16 Angkatan Udara Bahrain, jatuh di Arab Saudi. Pilot selamat dan pihak militer ngotot pesawat juga jatuh karena masalah teknis.

Pada bulan Mei 2015, seorang pilot Maroko meninggal saat F-16 yang dipilotinya jatuh di Provinsi Saada utara Yaman. Houthi mengklaim menembak dengan senjata anti-pesawat mereka. Tetapi lagi-lagi koalisi mengatakan karena masalah teknis.

Sebuah jet tempur F-15 juga jatuh di  perairan internasional di Teluk Aden pada awal perang dan juga diklaim karena masalah teknis.

Seorang sumber di Yaman mengatakan kepada The Independent bahwa rudal permukaan ke udara yang beroperasi di wilayah Yaman adalah SA-7  “Strela” buatan Rusia. SA-7 adalah peluru kendali yang memiliki “zona membunuh” berkisar antara di ketinggian 15 dan 1.500 meter.

SA-7 sebenarnya sistem rudal yang sudah sangat tua. Sumber yang paling mungkin Yaman mendapatkan rudal ini adalah Bulgaria. Setelah pecahnya Uni Soviet negara ini menjual perangkat keras militer Rusia, termasuk SA-7, ke negara-negara di seluruh Timur Tengah.

Senjata ini paling mungkin yang menembak F-15 Arab Saudi  pada Sabtu 20 Mei 2017. Tetapi jika benar, maka menjadi aneh senjata tua ini bisa menembak jatuh salah satu pesawat paling canggih di dunia. Hanya saja jika kembali mengamati video yang ditayangkan terlihat F-15 memang terbang tidak terlalu tinggi bahkan tertangkap jelas oleh kamera.

The Independent kala itu juga melaporkan bahwa SA-7 yang digunakan untuk menembak jatuh Mirage Uni Emirat Arab justru tidak dioperasionalkan oleh Houthi, tetapi oleh cabang Alqaeda Semenanjung Arab (AQAP.

Al Qaeda menurut sumber The Independent telah menyita sejumlah besar senjata dari pangkaln di Yaman terutama dua pangkalan yakni  satu di al-Arya di sepanjang pantai selatan sebelah timur Aden dan satu lagi di Ataq, ibukota Guab Shabwah di selatan.

Berdasarkan laporan Global Security Yaman pada 2012 dilaporkan dilengkapi dengan 790 tank tempur utama, 130 kendaraan pengintai, 200 kendaraan tempur infanteri lapis baja, 710 pengangkut personel lapis baja, 310 artileri yang ditarik, 25 artileri artileri mandiri, 294 peluncur roket ganda, 502 mortir, enam Scud B sampai sekitar 33 rudal) dan 28 rudal permukaan ke permukaan lainnya serta 71 senjata antitank.

Selain itu mereka juga memiliki beberapa peluncur roket,  530 senjata pertahanan udara, dan sekitar 800 rudal darat ke udara.

Angkatan laut memiliki  delapan kapal rudal, enam kapal  tak dikenal, lima kapal patroli  , enam kapal anti ranjau, satu kapal pendaratan tank, dua kapal pendarat (mekanik), empat kapal pendarat (utilitas), dan dua pesawat penyangga dan lain-lain.

Baca juga:

Al-Qaeda Miliki Rudal Anti-Pesawat SA-7, Dari Mana Asalnya?