Site icon

Mampukah F-15J Jepang Mengadang J-20 China?

China dikabarkan telah membawa jet tempur generasi kelima buatan mereka J-20 ke layanan meski dipastikan masih dalam jumlah terbatas.

Bagi Jepang, ini akan menjadi tantangan berat, apalagi sampai saat ini mereka masih menunggu kedatangan F-35.

Bahkan jika F-35 sudah ada sekalipun pesawat ini akan kesulitan untuk bertarung dengan J-20 mengingat F-35 bukan pesawat yang didedikasikan penuh untuk pertarungan udara ke udara.

Satu-satunya jet tempur yang akan diandalkan untung mengadang J-20 adalah F-15J yang merupakan varian F-15 untuk Jepang.

Jepang menerima F-15J pertama pada tahun 1981.  Pesawat tempur ini diproduksi di bawah lisensi oleh Mitsubishi Heavy Industries, dan sebagian besar identik dengan jet milik Amerika dengan pengecualian electronic countermeasures suite dan radar warning equipment yang tidak dijual oleh pemerintah AS.

Pesawat awalnya dipersenjatai dengan rudal udara ke udara AIM-9 Sidewinder dan rudal radar semi aktif AIM-7 Sparrow yang kemudian diganti dengan rudal AIM-120 AMRAAM. Sebuah Gatling Gun M61 20-milimeter juga dipasang di F-15J. Jepang sejauh ini telah menerima 223 F-15J, dengan delapan dihapus karena kecelakaan.

F-15J telah dalam pelayanan untuk waktu yang lama. Jepang memulai program upgrade di awal 2000-an dengan peluru kendali dipandu infra-red (AAM-3 dan AAM-5), mesin ditingkatkan,  radar AN / APG-63 (V) 1 mechanically-scanned pulse-doppler yang ditingkatkan dan kemampuan untuk membawa rudal dipandu radar AAM-4B ditambahkan ke jet.

Peningkatan penanggulangan elektronik dan sensor infra-red search and tracking (IRST) juga ditambahkan untuk menjadikan pesawat tetap up to date. Namun, upgrade ini sangat mahal hingga hanya sekitar sepersepuluh J-15J yang ada menjalani ugrade pertahun. Diperkirakan baru sekitar setengah dari F-15J telah menerima upgrade.

Next: J-20 China

J-20

Chengdu J-20 adalah misteri yang menarik. Pesawat tempur generasi kelima ini pertama kali terungkap pada 2011. Pesawat bermesin ganda, kursi tunggal dengan canards maju dan profil siluman, J-20 sedikit lebih panjang dari F-15J.

Memiliki, lebar yang juga lebih panjang untuk bisa membawa senjata internal dan penyimpanan bahan bakar. Diperkirakan pesawat ini memiliki tiga teluk senjata internal dengan dua teluk kecil untuk rudal jarak pendek dan satu teluk yang lebih besar untuk rudal udara ke udara jarak jauh dan rudal udara ke darat.

J-20 memiliki kerucut hidung yang cukup besar untuk menjadi rumah radar aktif elektronik dipindai (AESA) guna memberikan kemampuan untuk mendeteksi target yang jauh dan menyerang mereka dengan rudal radar. Prototipe yang lebih baru tampaknya dilengkapi dengan sistem IRST dan sistem penargetan elektro-optik untuk serangan udara ke darat.

Peran yang tepat J-20 belum diketahui. Pesawat tampaknya dibangun untuk misi jarak jauh panjang. “Soaring Dragon” bisa menjadi seperti MiG-31 buatan Rusia sebagai pencegat kecepatan tinggi (dan tersembunyi) yang akan mengancam pesawat tanker udara musuh, pesawat peringatan dini dan kontrol AWACS,  pesawat mata-mata dan intelijen dan sebagainya

Pesawat ini juga bisa diseting untuk menjadi bomber jarak menengah dan jarak jauh, seperti F-111 Amerika yang mampu menyerang target seperti Okinawa dan pangkalan di seluruh Jepang.

Dengan dua kondisi pesawat itu lantas mana yang akan menang jika mereka bertemu di udara untuk bertarung? Membandingkan keduanya tentu dengan asumsi J-20 dilengkapi dengan kemampuan sebagai pesawat tempur superioritas udara jarak jauh.

Next: Menang Mana?

Dengan asumsi desainer J-20 berhasil dalam mengurangi radar cross section pesawat, F-15J mungkin akan kesulitan mendeteksi pesawt ini dari rentang yang jauh.

Pada saat yang sama, kurangnya kemampuan siluman pada F-15J berarti bahwa dengan radar yang kompeten, J-20 akan dengan mudah mendeteksi pesawat tempur Jepang ini.

Dan ini bukan pertanda baik untuk F-15J dalam perang di luar jangkauan visual, terutama jika J-20 dipersenjatai dengan rudal PL-15. Sukses diuji pada bulan September 2015, PL-15 merupakan rudal dengan radar pencari aktif dan mungkin dual pulse rocket motor propulsion (mungkin juga bertenaga ramjet).

Pada rentang lebih dekat F-15J mungkin memiliki harapan. J-20 dilaporkan kurang bertenaga, setidaknya untuk saat ini, sedangkan F-15J memiliki rasio thrust-to-weight yang sangat baik. K

eluarga F-15 dikenal sebagai dogfighters yang cemerlang dan bisa dapat menggunakan daya dorong superior dan manuver yang sangat baik untuk mendapatkan keuntungan posisional.

J-20

Salah satu pertimbangan akhir: meskipun masih dalam tahap prototipe, J-20 sejauh ini belum terlihat dilengkapi dengan senapan mesin. Jika ini terus terjadi maka F-15J akan diuntungkan dengan Gatling Gun M61 yang dimiliki.

Sepertinya Jepang memang masih dalam posisi belum sepenuhnya tenang melawan kekuatan udara China. Alternatif paling mungkin dilakukan Jepang adalah mengembangkan pesawat demonstrator ATD-X yang dijadwalkan untuk terbang akhir tahun ini untuk dikembangkan menjadi pesawat tempur sebenarnya.

 

Exit mobile version