Dengan asumsi desainer J-20 berhasil dalam mengurangi radar cross section pesawat, F-15J mungkin akan kesulitan mendeteksi pesawt ini dari rentang yang jauh.
Pada saat yang sama, kurangnya kemampuan siluman pada F-15J berarti bahwa dengan radar yang kompeten, J-20 akan dengan mudah mendeteksi pesawat tempur Jepang ini.
Dan ini bukan pertanda baik untuk F-15J dalam perang di luar jangkauan visual, terutama jika J-20 dipersenjatai dengan rudal PL-15. Sukses diuji pada bulan September 2015, PL-15 merupakan rudal dengan radar pencari aktif dan mungkin dual pulse rocket motor propulsion (mungkin juga bertenaga ramjet).
Pada rentang lebih dekat F-15J mungkin memiliki harapan. J-20 dilaporkan kurang bertenaga, setidaknya untuk saat ini, sedangkan F-15J memiliki rasio thrust-to-weight yang sangat baik. K
eluarga F-15 dikenal sebagai dogfighters yang cemerlang dan bisa dapat menggunakan daya dorong superior dan manuver yang sangat baik untuk mendapatkan keuntungan posisional.

Salah satu pertimbangan akhir: meskipun masih dalam tahap prototipe, J-20 sejauh ini belum terlihat dilengkapi dengan senapan mesin. Jika ini terus terjadi maka F-15J akan diuntungkan dengan Gatling Gun M61 yang dimiliki.
Sepertinya Jepang memang masih dalam posisi belum sepenuhnya tenang melawan kekuatan udara China. Alternatif paling mungkin dilakukan Jepang adalah mengembangkan pesawat demonstrator ATD-X yang dijadwalkan untuk terbang akhir tahun ini untuk dikembangkan menjadi pesawat tempur sebenarnya.