Site icon

Rencana Induk Israel Jika Harus Menyerang Iran

F-16 Israel

Israel dan Iran sudah lama menjadi musuh bebuyutan. Berbeda ketika menghadapi lawan lain seperti Irak dan Suriah, Israel belum pernah melakukan serangan ke Iran.

Kesepakatan nuklir antara Iran dan negara-negara maju telah menjadikan Israel meradang. Negara ini berkoar-koar bahwa kesepakatan itu tidak akan menghentikan upaya Teheran untuk membuat senjata nuklir. Sebagai negara yang menjadi musuh bebuyutan Iran, Israel pun jelas merasa terancam.

Tel Aviv telah menegaskan akan terus berusaha, meski sendirian, menghentikan kegiatan nuklir Iran. Jika perlu mereka akan menyerang fasilitas nuklir negara tersebut. Dengan atau tanpa Amerika Serikat.

Tetapi opsi serangan udara terhadap Iran telah begitu banyak dieksplorasi oleh Washington, London bahkan  Moskow. Dan kesimpulannya cara itu akan memunculkan risiko tinggi. Jika kemudian Israel memaksakan diri mengambil opsi melakukan serangan udara ke Iran maka setidaknya harus ada lima hal yang menjadi bagian dari rencana induk mereka. Dan lima hal itu sangat sulit.

1. Data Intelijen untuk Amerika

Data Intelijen untuk Amerika
F-16 Israel

Hal ini memang akan sangat rumit dari sudut pandang diplomatik. Masih sangat mungkin Perdana Menteri Netanyahu (atau perdana menteri Israel yang lain nanti) melakukan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran tanpa tidak memiliki bukti kuat dan meyakinkan untuk mendapatkan dukungan. Dan serangan ini akan membawa konsekuensi bagi Tel Aviv.

Washington akan enggan untuk memberi dukungan terhadap klaim tentang kecurangan Iran tanpa informasi yang dapat diandalkan oleh komunitas intelijen AS. Salah satu alasan mengapa pemerintahan George W. Bush secara diam-diam menyetujui serangan Israel pada reaktor nuklir Suriah di fasilitas al-Kibar pada 2007 karena pejabat Israel berbagi informasi dengan Gedung Putih dalam waktu yang relatif singkat.

Seperti yang sudah-sudah, informasi yang didapat oleh Mossad akan divalidasi, dibahas antara lingkaran kecil pejabat keamanan nasional dan intelijen Israel dan dikemas rapi untuk Amerika sehingga pemerintah AS akan memiliki informasi terlihat dan mudah untuk melihat.

Para menteri pertahanan dan urusan luar negeri Israel serta tokoh senior dari Angkatan Pertahanan Israel akan terlibat dalam menjual informasi ini kepada rekan-rekan mereka di Pentagon, Departemen Luar Negeri dan komunitas intelijen.

Tujuannya untuk meyakinkan Amerika agar bergabung dalam operasi. Selain tentu akan sangat membantu dari sudut pandang logistik dan kinetik, dukungan juga untuk memastikan bahwa Amerika Serikat tidak akan secara terbuka tidak setuju atau menentang operasi, jika Israel memilih untuk bertindak .

2. Meyakinkan Tetangga

Meyakinkan Tetangga

Sukses tidaknya serangan udara Israel ke fasilitas nuklir Iran di Qom, Fordow, Natanz dan Parchin akan sangat ditentukan bagaimana logistik dan hak overflight sebelum serangan pertama F-15 dan F-16.

Sebelum Israel bisa melakukan apa saja di udara, pejabat di Kementerian Pertahanan akan mengatur saluran rahasia dengan rekan-rekan di wilayah tersebut dalam upaya untuk membangun kemungkinan rute termudah ke wilayah udara Iran.

Dan ini berarti mereka pasti berbicara dengan Saudi, Yordania, Turki atau Azeri untuk menyelidiki apakah mereka akan tertarik dalam memberikan izin terbang atau efektif mencari jalan lain. Israel bahkan mungkin bertanya apakah itu mungkin pesawat Israel mendarat di Azeri atau Turki untuk memotong jumlah waktu dan bahan bakar jet yang akan digunakan sebelum memukul target mereka.

Untuk mendapatkan hal itu merupakan pekerjaan yang sangat sulit bagi pemerintah Israel. Meski Saudi dan Israel sama-sama tidak akur dengan Iran bukan berarti negara-negara Arab di kawasan itu akan bekerja sama dengan Israel untuk membom negara muslim lain.

Sempat muncul laporan pada awal 2010 yang menyebutkan Riyadh akan mematikan radar anti-pesawat sehingga pesawat-pesawat Israel bisa melintasi wilayah udara Saudi tanpa risiko yang ditembak jatuh, tetapi laporan tersebut secara konsisten dibantah oleh pejabat senior Arab.

3. Butuh Senjata Canggih

Butuh Senjata Canggih
F-15 Israel

Pidato kontroversial Perdana Menteri Netanyahu di depan Kongres AS menunjukkan Israel masih memiliki banyak sekutu pendukung baik di Kongres dan Senat. Hubungan khusus Israel dengan Kongres masih baik meski pada hari yang buruk, dan ini akan membantu lobi ke pemerintah, terlepas dari partai mana yang memegang mayoritas.

Israel tidak akan ragu mengeksploitasi hubungan lama yang mendalam untuk meminta Kongres memberikan tambahan uang untuk pengiriman perangkat keras yang diperlukan untuk menghancurkan semua fasilitas nuklir Iran.

Termasuk penjualan bom bunker-buster 30.000 pound yang dikenal sebagai Massive Ordnance Penetrator (MOP) yang hanya dimiliki AS dan dipercaya dapat mencapai fasilitas pengayaan di bawah tanah. Israel telah berusaha agar Amerika Serikat mentransfer amunisi ini selama bertahun-tahun tetapi tetap ditolak AS karena takut Tel Aviv akan mengambil tindakan sendiri.

Tetapi sikap Washington secara dramatis bisa berubah jika Israel mampu memberikan bukti kepada Gedung Putih pelanggaran nuklir Iran.

4. Banyak Pesawat dan Banyak Serangan

Banyak Pesawat dan Banyak Serangan

Dua kali dalam sejarah, Israel telah mengambil tindakan sepihak untuk membongkar program nuklir negara Arab. Di Irak pada tahun 1981 dan Suriah pada tahun 2007. Kedua misi kilat ini tidak bocor keluar  hingga benar-benar membuat pemerintah Irak dan Suriah tidak bisa berbuat apa-apa dan ketika terbangun keesokan harinya mereka baru terkejut bahwa program mereka hancur.

Program nuklir Iran berbeda karena tersebar di seluruh negeri, serta berada di dekat atau menyatu dengan pangkalan militer, dan dikelilingi dengan baterai anti-pesawat dan sistem pertahanan udara. Sistem cepat dengan satu dua pukulan mirip dengan operasi di Suriah 2007 tidak akan bekerja di Iran.

Jika empat F-15 dan empat F-16 digunakan untuk pemboman satu malam di fasilitas al-Kibar Suriah, maka dibutuhkan setidaknya 12 pesawat untuk serangan Israel ke program nuklir Teheran. (Ini mungkin perkiraan konservatif berdasarkan analisis militer amatir saya). Serangan juga membutuhkan waktu berhari-hari.

Tidak bisa satu serangan selesai  mengingat ukuran fasilitas Iran dan sistem pertahanan udara, yang berarti bahwa Iran akan mendapat banyak waktu waktu untuk membangun strategi bagaimana mereka akan merespon. Fordow, Natanz, Isfahan dan Parchin akan menjadi target utama untuk serangan itu. Penggunaan pesawat pengisian bahan bakar udara akan kritis (terutama jika Israel tidak mampu membujuk kekuatan regional untuk menjadi pesawat Israel mendarat guna mengisi bahan bakar.

5. Menyerang proxy Iran di Jalur Gaza

Menyerang proxy Iran di Jalur Gaza

Salah satu argumen utama yang selama enam tahun terakhir menahan Israel berulah adalah proxy Iran Hizbullah di wilayah-terutama di Lebanon selatan dan Hamas / Palestina di Gaza yang akan membalas dengan menembakkan ribuan rudal ke Israel. Dan ini akan menjadi ancaman serius jika Israel nekat menyerang Iran. Situasi akan benar-benar sulit bagi Israel.

Jika Israel harus melakukan serangan udara ke Iran, maka dalam waktu yang bersamaan mereka juga harus melakukan serangan darat untuk mengggempur dua kelompok ini guna memastikan tidak ada balasan  yang diarahkan ke Tel Aviv. Dengan serangan besar-besaran dari Hamas dan Hizbullah, Israel membutuhkan sistem pertahanan rudal yang sangat banyak dan logistik rudal yang cukup tinggi.

Pada tulisan selanjutnya kita akan bahas rencana induk Iran jika diserang Israel

Exit mobile version