Site icon

Bomber Nuklir Rusia vs Amerika, Hebat Mana?

Sputnik

Dalam tulisan  sebelumnya kita telah membandingkan bagaimana kekuatan dua kaki nuklir antara Amerika Serikat dan Rusia. Pertama kita membandingkan kekuatan rudal balistik antar benua berbasis darat. Setelah itu kita membandingkan kaki nuklir berbasis kapal selam. Kita juga telah membahas secara rinci masalah jumlah operator strategis dan hulu ledak nuklir di gudang senjata dari negara-negara tersebut dan kepatuhan mereka dengan perjanjian New Start, yang mengurangi jumlah operator menjadi 700 dengan jumlah hulu ledak menjadi 1.550.

Kali ini kita akan membahas membahas komponen terakhir dari kekuatan kaki nuklir yakni pembom strategis.

Di persenjataan AS dan Rusia, pembom membuat pangsa paling sedikit dari nuklir strategis dengan kurang dari 5,5 persen hulu ledak yang dimiliki oleh Washington atau sekitar 85 pembom, setiap bomber membawa satu hulu ledak sesuai dengan Perjanjian New Start dan sekitar 3 persen dari mereka yang dimiliki oleh Rusia dengan sekitar lima puluh pembom dalam pelayanan.

Pada pandangan pertama ini adalah bagian yang sangat kecil yang mewakili kontribusi yang tidak signifikan. Namun  meskipun pembom strategis hanya membawa satu hulu ledak, pada kenyataannya mereka membawa banyak. Misalnya, Rusia Tu-160 “White Swan” (Blackjack) dapat membawa sampai 12 rudal jelajah strategis dengan hulu ledak nuklir.  Oleh karena itu, kapasitas sebenarnya dari pembom strategis tidak akurat seperti yang diungkapkan di atas kertas. Secara umum, meskipun, mereka memiliki pro dan kontra atas IСBM. Di antara kelebihan dari pembom salah satunya adalah ketidakpastian yang signifikan dari arah serangan, kemampuan untuk mengubah misi tempur dalam penerbangan dan kemampuan untuk menggunakan senjata presisi non-nuklir dalam konflik lokal dan regional.

Adapun kelemahan utama, adalah kecepatan tindakan lebih rendah dibanding IСBM darat yang hanya membutuhkan lima menit untuk menyerang. Di sisi lain, pesawat besar juga sangat rentan dengan serangan rudal atau diecegat pesawat tempur untuk dihancurkan.

Mari kita membahas penerbangan strategis secara lebih rinci, dan membandingkan efisiensi senjata mereka saat ini. Kita akan mulai dari kekuatan Amerika.

NEXT: KEKUATAN BOMBER NULIR AS

KEKUATAN BOMBER NUKLIR AS
B-52

Menurut data Departemen Data Negara AS, per 1 Januari  2016, saat ini ada 12 B-2 Spirit dan 73 pembom B-52H Stratofortress dalam layanan. Masih ada bomber lain, yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai bomber strategis B-1B Lancer, namun pesawat itu kemungkinan tidak ada membawa senjata nuklir dan telah dikeluarkan dari daftar.

Mari kita mulai dengan B-52H, yang, meskipun tua karena diproduksi pada tahun 1960, sehingga sudah lebih dari lima puluh tahun praktis hanya pembawa rudal jelajah strategis di Angkatan DaratAS.

Pesawat ini membawa rudal ALCM AGM-86b dengan rentang udara lebih dari 2.400 kilometer. Ada juga modifikasi rudal presisi non-nuklir dalam pelayanan, yang mencapai target mereka pada jarak hingga 1.200 kilometer. Hal ini membuat B-52 menjadi pesawat utama pencegahan nuklir.

B-2 Spirit

Adapun B-2 Spirit, adalah pesawat paling canggih dan mahal di dunia. Pesawat ini pertama kali masuk ke layanan awal 1994. Sebanyak 21 bomber diproduksi dengan harga satu bomber adalah US$ 2,1 miliar. Dengan uang fantastis ini Amerika Serikat memperoleh sebuah pesawat paling Stealth. Bahkan informasi yang beredar radar cross section B-2 masih ada di bawah F-22 Raptor dan F-35. Padahal secara ukuran B-2 jauh lebih besar.

Awalnya, pesawat ini akan digunakan untuk memasuki area pertahanan udara musuh untuk menyerang. Namun, radar modern Rusia yang mampu mendeteksi target dengan RCS rendah akan menjadi ancaman serius bagi mereka. Mengingat fakta bahwa B-2 hanya dilengkapi dengan bom nuklir free-fall, dan tidak membawa rudal jelajah strategis, serangan yang efektif pada lawan seperti Rusia tampaknya sangat tidak mungkin.

Misalnya, sistem rudal pertahanan S-400 Rusia bisa mendeteksi target “biasa” pada jarak sampai enam ratus kilometer. Bahkan jika B-2  terlihat pada jarak hanya 200 atau 100  kilometer, pesawat tidak akan berhasil menjatuhkan bom ke target yang dituju. Jet tempur seperti Su-30SM, Su-35S dan MiG-31BM juga dapat terlibat dengan mengejar dan menghancurkan pesawat tersebut.

Ini adalah fakta yang membuat B-2 menjadi siluman yang agak canggung meskipun harganya fantastis, peran aktual dalam hipotetis konflik nuklir global akan diabaikan. Pesawat ini lebih cocok (dan sering digunakan) untuk serangan non-nuklir dalam konflik lokal.

B-1B Lancer

Akhirnya ada, B-1B Lancer. Bomber dari luar ada kemiripan dengan Tu-160 Rusia  tetap dia lahir di luar dari rencana awal. Pesawat tidak memiliki kecepatan supersonic, kecepatan tertinggi mungkin 1,25 Mach (25 persen lebih cepat dari kecepatan suara). Pesawat membawa rudal SRAM AGM-69 dengan rentang hanya 160 kilometer, yang jelas di bawah rudal jelajah Soviet.

Awalnya pesawat ini mampu membawa bom nuklir yang dijatuhkan secara bebas, dan kemudian pesawat tidak mampu membawa senjata nuklir sama sekali. Ini adalah alasan mengapa B-1B hilang dari daftar New Start Treaty. Namun demikian, akan ada kemungkinan untuk pesawat kembali bisa membawa bom nuklir dan tidak akan membutuhkan modifikasi serius. Tetapi masalah lain adalah bahwa bom jatuh bebas tidak mudah untuk dibawa jauh ke dalam wilayah Rusia dan China, bahkan untuk B-2 saja sulit apalagi B-1. Hampir mustahil untuk melakukannya.

Berbicara tentang prospek, pembom strategis baru saat ini sedang dikembangkan sebagai bagian dari program Long Range Strike Bomber (LRS-B) yang dikenal sebagai B-21, akan dibangun dalam skema sayap terbang  seperti B-2.

Persyaratan utama untuk pesawat yang adalah kemampuan siluman lebih tinggi biaya yang memadai dengan direncanakan harga per pesawat sejauh ini adalah US$564 juta.  Northrop Grumman akan menerima total US$ 80 miliar untuk pengembangan dan memproduksi 100 pembom baru.

Produksi akan dimulai pada pertengahan 2020-an. B-21 akan mengganti seluruh B-52H dan B-1B. Pembom baru, tampaknya, akan membawa rudal jelajah canggih yang dikembangkan sebagai bagian dari program LRSO (long-range standoff weapon). Tetapi informasi tentang karakteristik senjata tersebut masih rahasia.

NEXT: KEKUATAN BOMBER NUKLIR RUSIA

KEKUATAN BOMBER RUSIA
Тu-95МS

Seperti dengan Amerika Serikat, peralatan Rusia saat ini dalam pelayanan mencakup dua jenis pembom strategis yakni Тu-95МS Bear dan Тu-160 White Swan. Mari kita lihat Тu-95МS dulu. Versi dasar dari Тu-95 dimasukkan ke dalam layanan Uni Soviet pada 1956.

Namun, versi awal dari pesawat semuanya sudah dibuang “Bears,” yang sekarang dalam pelayanan Rusia, dibangun selama periode 1981-1992, yang artinya  mereka jauh lebih muda dibandingkan B-52 Amerika. Ada total 64 pesawat jenis ini, meskipun sekitar setengah dari mereka tampaknya dalam penyimpanan, dengan sekitar 30-35 kendaraan dalam pelayanan.

Senjata utama Tu-95 adalah rudal jelajah Kh-55SM, dengan rentang maksimum 3.500 kilometer. Selain itu, modernisasi bomber menjadi varian Tu-95MSM yang mencapai hingga 35 pesawat telah dimulai.

Mereka dapat menggunakan rudal jelajah terbaru Kh-101/102, dengan muatan masing-masing non-nuklir atau nuklir. Rudal baru memiliki karakteristik tiada bandingnya dengan jangkauan udara maksimum adalah 5.500 kilometer  dengan kemungkinan meleset dari target hanya lima meter.

Juga, rudal yang dibuat dengan teknologi siluman. Rudal  non-nuklir Kh-101 telah berhasil digunakan dalam medan perang Suriah. Tu-95 membawa delapan rudal jelajah, baik Kh-55 atau Kh-101/102. Setelah modernisasi, pesawat akan melayani untuk cukup lama, setidaknya sampai 2030-an.

Tu-160 Blackjack

Pembom strategis paling cangguh Rusia adalah Tu-160. Saat ini, Angkatan Udara Rusia memiliki 16 pesawat jenis ini. Kecepatan terbang maksimum jauh lebih tinggi 1,6 Mach dibandingkan B-1B. Selain itu, Tu-160 membawa 12 jelajah strategis. Rudal jelajah yang juga digunakan Tu-95MS yakni Kh-55 dan Kh-101 / Kh-102.

Pesawat jenis ini sudah mulai menjalani beberapa modernisasi peralatan baru yang memungkinkan untuk penggunaan senjata non-nuklir presisi. Juga, pembukaan kembali jalur produksi White Swan saat ini sedang dilakukan, dengan modernisasi yang mendalam untuk menjadi varian Tu-160M2.

Bomber diperbarui ini nanti akan benar-benar baru dan jauh melebihi kemampuan pendahulunya. Jumlah yang tepat dari pesawat baru yang akan dibangun belum diketahui sejauh ini, tapi ada kabar akan mencapai 50 unit. Produksi, sesuai rencana, akan dimulai pada 2023.

Adapun proyek bomber PAK-DA (Prospective Aviation Complex for Long-Range Aviation), menyusul keputusan tentang perpanjangan produksi Tu-160, persyaratan pelaksanaan proyek telah menjadi sangat jelas. Sebelumnya, penerbangan pertama adalah direncanakan untuk tahun 2025, yang sekarang tampaknya tidak mungkin. Konsep pesawat belum terungkap, namun kemungkinan besar itu akan menjadi pembawa rudal tersembunyi subsonic menyerupai LRS-B Amerika.

NEXT: KESIMPULAN

KESIMPULAN

Dari perspektif kuantitatif, penerbangan strategis AS memiliki keunggulan dibandingkan Rusia. Namun, pesawat Amerika memiliki senjata yang lebih buruk.

Kisaran operasional rudal jelajah Kh-101 / Kh-102 Rusia yang sudah dalam pelayanan melebihi analog Amerika hingga lebih dari dua kali lipat, yang menjamin bahwa pembom Rusia akan melepaskan seluruh muatan mereka , dari jarak aman. Namun demikian, menembak jatuh sebuah B-52H yang membawa AGM-86b ALCM adalah tugas yang sangat tidak nyaman.

Selain itu, B-2 tidak membawa rudal jelajah hampir tidak bisa menggunakan potensinya dalam perang nuklir global secara nyata, meskipun fakta bahwa platform itu sendiri adalah yang paling canggih di dunia.

Adapun untuk prospek masa depan  program B-21 baru saja dimulai, dan tidak jelas sejauh mana kesulitan yang akan dihadapi dan apakah itu akan bisa dilaksanakan secara penuh. Hal yang sama juga dialami proyek PAK-DA Rusia. Masa depan kedua bomber ini masih samar-samar.

Program produksi Tu-160M2, mungkin juga tidak mudah, tetapi masih layak. Mengingat tingkat kemampuan desainer Rusia dalam bidang rudal jelajah strategis cukup memadahi, modernisasi Tu-160 dengan senjata akan dapat memenuhi fungsi pencegahan nuklir untuk beberapa dekade, serta mengambil bagian dalam konflik lokal yang diperlukan.

Diambil dari tulisan Leonid Nersisyan, seorang military columnist for the REGNUM information agency (regnum.ru), Moscow, Russia di National Interest

Exit mobile version