19 Kapal Perang Indonesia Latihan Siaga Tempur di Natuna
KRI Sutedi Senoputra / Ilustrasi

19 Kapal Perang Indonesia Latihan Siaga Tempur di Natuna

Sebanyak 19 kapal perang bergabung dalam latihan Siaga Tempur Laut Koarmabar 2017 di Laut Natuna, Kepulauan Riau. Dalam latihan itu tiga pesawat dan dua tim komando pasukan katak juga ambil bagian.

“Latihan ini melibatkan 19 kapal perang, 3 pesawat udara, 2 tim Komando Pasukan Katak Koarmabar, 2 tim Dislambair Koarmabar, tim Puspenerbal, serta tim Kesehatan dan Medis. Latihan dilaksanakan hingga Laut Natuna,” kata Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Aan Kurnia  saat memberangkatkan KRI di Dermaga Utara Pelabuhan Batuampar, Batam, Sabtu 20 Mei 2017.

Pelatihan Siaga Tempur Laut Koarmabar 2017 dilaksanakan mulai 18 sampai 22 Mei di Natuna, Kepri, yang merupakan wilayah kerja Koarmabar.

“Pelaksanaan dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap pangkalan meliputi pembekalan, pelayanan kesehatan, olahraga persahabatan dan interaksi sosial yang dikemas dalam berbagai kegiatan. Serta tahap laut meliputi latihan tempur dan manuver lapangan unsur kapal diperairan Laut Natuna,” kata Aan.

“Tugas prajurit di luar perang salah satunya berlatih dan berlatih. Kegiatan ini merupakan yang terbesar dilaksanakan Koarmabar. Selanjutnya juga akan ada latihan gabungan seluruh TNI AL dan latihan gabungan seluruh unusr TNI,” kata Aan dilaporkan Antara.

Ia mengatakan, Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) sebagai komando utama operasi dan pembinaan memiliki tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan latihan secara bertingkat dan berlanjut untuk membentuk kesiapsiagaan unsur-unsur Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) dalam menghadapi operasi.

“Pelatihan seperti ini akan mampu melatih dan menguji kemampuan temput SSAT guna memelihara dan meningkatkan kemampuan tempur secara individu maupun terintegrasi. Latihan ini sekaligus melaksanakan pengendalian laut di wilayah operasi Koarmabar,” kata dia.

Menurutnya, sasaran pelatihan tersebut sangat strategis yaitu tercapainya pemantapan kemampuan unsur-unsur Koarmabar, terwujudnya kesiapan unsur-unsur Koarmabar, serta tercapainya peningkatan kemampuan kesiapan temput jajaran Koarmabar.

“Presiden juga meminta agar melaksanakan operasi tempur di wilayah yang sering dilanggar oleh kekuatan lawan. Kegiatan dilaksanakan di Natuna karena Laut China Selatan merupakan daerah operasi yang mengalami kontijensi akibat gelar kekuatan lawan unuk mengklaim kepemilikan suatu wilayah yang disebut sebagai ‘nine dash line’,” kata Aan.

Latihan tersebut akan ditutup di Tanjunguban, Bintan, pada 22 Mei yang juga akan dilaksanakan berbagai kegiatan sosial oleh unsur yang terlibat.